Alam Baka
WILSON:
Sekarang sampai waktunya membicarakan tentang kekekalan.
Perjanjian Lama tidak jelas dalam hal Alam Baka. Yahudi
tidak menekankan hidup setelah mati. Perjanjian Baru telah
berhubungan dengan masalah itu, dan membicarakan dengan
jelas dari Alam Baka. Oleh karena itu, Kristen, pada
umumnya, mempercayai Alam Baka. Saya mengetahui bahwa Kitab
Suci Al Qur'an mengakui Alam Baka ini, tetapi saya ingin
mengetahui bahwa hal ini dianggap salah satu dari pokok
kepercayaan Islam.
CHIRRI:
Azas dari kebangkitan kembali adalah suatu bab penting dalam
kepercayaan Islam. Islam menyatakan bahwa bangsa manusia
akan berhenti berada di planet ini dan pada suatu hari
tertentu, ditentukan oleh Tuhan dan diketahui hanya oleh
Dia, setiap manusia akan dibangkitkan lagi, karena dia akan
dituntut untuk memberikan laporan apa yang telah ia lakukan
selama hidupnya.
Setiap orang akan menerima pada hari itu hadiah (ganjaran)
atau hukuman sesuai dengan perbuatannya baik atau jelek:
"Segenap apa yang dibumi akan musnah, dan wajah Tuhan engkau
akan tetap tinggal (selamanya), Yang Besar dan Mulia." 55:
26-27
"Dan mereka telah pernah mengatakan: Apakah ketika kami
telah mati, dan telan menjadi tanah dan tulang belulang,
akan dibangkitkankah kami kembali? Katakan: Sesungguhnya
orang-orang yang dahulu dan orang-orang kemudian, semuanya
sudah tentu akan dikumpulkan bersama-sama di waktu yang
ditentukan, di hari yang terkenal." 56: 47
WILSON:
Konsep (pengertian) tentang Alam Baka adalah sangat jauh
dari lingkungan pengalaman manusia. Tidaklah mudah untuk
memikirkan bahwa seseorang yang meninggal secara fisik akan
melanjutkan hidup secara rohani atau bahwa dia akan hidup
kemudian, jauh setelah dia meninggal. Ilmu pengetahuan,
tidak dapat membuktikan kemungkinan hidup setelah mati,
tidak dapat memberikan bantuan terhadap konsep yang
demikian.
CHIRRI:
Meskipun konsep Alanm Baka di luar lingkungan pengalaman
kita, hal itu nampak logis. Untuk mengukuhkan, kita harus
menyetujui azas ini.
Kita percaya pada Tuhan dan keadilanNya. Tuhan yang Adil,
Yang Perkasa, tidak diharapkan membiarkan orang yang
melakukan kebaikan tanpa suatu hadiah (ganjaran), juga tidak
kita harapkan Dia membiarkan orang-orang yang menindas untuk
tidak dihukum .
Berjuta orang yang berbuat baik, menindas dan menggoda,
hidup dan meninggal tanpa dibalas.
Berjuta-juta orang yang berbuat kesalahan, pembunuhan, dan
kekejaman hidup dan meninggal tanpa dihukum di dunia ini.
Tuhan Yang Adil yang Perkasa, tidak akan membiarkan
orang-orang yang melakukan kesalahan lepas dari hukumanNya,
juga Dia tidak membiarkan orang-orang yang berbuat baik
untuk tidak diberi balasan.
Harus ada dunia lain dimana akan ada waktu untuk
mempergunakan keadilan Tuhan
Kitab Suci Qur'an mendasarkan keperluan Alam Baka pada
konsep keadilan Tuhan:
"Di hari itu manusia berangkat dalam beberapa rombongan,
supaya kepada mereka diperlihatkan perbuatannya. Dan siapa
yang mengerjakan perbuatan baik seberat atom, akan
dilihatnya.
Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat atom, akan
dilihatnya." 99: 6-8.
WILSON:
Argumen anda yang mendukung doktrin Alam Baka tidak mencapai
tujuan pokok.
Itu adalah argumen yang baik, tetapi seluruhnya adalah yang
akan kita harapkan suatu dunia di masa datang di mana Tuhan
menghadiahi orang-orang berbuat baik dan menghukum
orang-orang yang berbuat salah, tetapi hal itu bukan bukti
bahwa pengharapan kita akan terwujud.
Ada perbedaan besar antara apa yang harus terjadi dan apa
yang akan terjadi.
Tujuan kita tidak hanya menunjukkan kebutuhan untuk dunia
masa depan, tetapi untuk membuktikan, bahwa dunia itu akan
menjadi kenyataan.
CHIRRI:
Adanya dunia masa depan tak dapat dibuktikan secara langsung
dan kenyataan yang terwujud.
Hal itu diluar lingkungan penglihatan atau pengertian dan
pengalaman kita.
Hal itu adalah suatu masa depan yang tidak berhubungan
dengan masa kita sekarang.
Kenyataan dan bukti langsung pada masa depan yang demikian
adalah tidak ada, tetapi kenyataan (bukti) secara tidak
langsung pada masa depan itu ada.
Nabi-nabi dari Tuhan telah meramalkan dunia masa depan, dan
kita boleh percaya pada penjelasan-penjelasan mereka.
Bukti-bukti kebenaran nabi-nabi itu adalah bukti yang tidak
langsung mengenai Alam Baka.
Kita boleh percaya pada pernyataan-pernyataan seorang nabi
seperti Muhammad, sebab kenabiannva didukung oleh
bukti-bukti nyata.
Seorang nabi tidak menyesatkan rakyat, juga tidak akan
menerangkan yang salah kepada mereka.
Kita harus menerima pernyataan-pernyataannya tentang masa
depan sama seperti kita menerima pernyataannya tentang masa
kini. Untuk menerima kenabiannya, dan meragukan
penjelasannya adalah bertentangan.
WILSON:
Pentingkah bab kepercayaan alam baka di dalam Islam dari
Pandangan Qur'an?
CHIRRI:
Dalam banyak pelajaran-pelajaran dari Kitab Suci Al Qur'an,
kepercayaan pada Alam Baka diletakkan setelah percaya pada
Tuhan, hal ini menunjukkan bahwa percaya pada Alam Baka
adalah lebih penting dari pada setiap masalah-masalah atau
bab yang lain dari kepercayaan Islam setelah percaya pada
Tuhan:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang
Yahudi dan orang-orang Kristen dan Shabiin, yaitu
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat dan
mengerjakan perbuatan baik, mereka akan memperoleh pahala
dari Tuhannya; mereka tidak merasa ketakutan dan tidak
menaruh dukacita." 2: 62: 5: 60.
"Mereka beriman kepada Tuhan dan hari kemudian, mereka
menyuruh mengerjakan yang benar dan melarang berbuat yang
salah dan mengerjakan perbuatan baik. Mereka itulah yang
termasuk orangorang yang baik." 3: 114
WILSON:
Muhammad telah memberitahukan kepada manusia tentang Alam
Baka. Penjelasannya jelas dan positif.
Yesus, sebelum dia, menganjurkan beberapa penjelasan tentang
masalah ini.
Musa nampaknya diam dalam hal ini.
Hal ini menimbulkan pertanyaan: Tidak adanya penjelasan
dalam masalah ini di dalam buku Musa adalah membingungkan.
Bila azas (doktrin) pembangkitan adalah sangat penting, hal
itu akan diberikan juga pada Musa, sama seperti Muhammad dan
Yesus.
CHIRRI:
Tidak adanya penjelasan dalam masalah ini pada buku Musa
tidak berarti bahwa Tuhan tidak memberikan padanya
penjelasan tentang Alam Baka (Akhirat), juga hal itu
membuktikan bahwa Musa tidak pernah memberitahukan pada
rakyatnya tentang hidup di masa akan datang.
Lima buku-buku Musa barangkali telah mengalami beberapa
perubahan-perubahan dan penghapusan.
Kitab Suci Qur'an memberitahukan pada kita bahwa Musa telah
berbicara tentang Alam Baka (Akhirat).
"Dan seorang yang beriman itu (pada pesan dari Musa)
berkata: Hai Kaumku! Turutlah aku! Kamu akan kupimpin kepada
jalan kebenaran.
Hai kaumku! Kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan
sementara, dan akhirat itulah kampung yang kekal." 40:38-39
"Dan Musa memilih tujuh puluh orang laki-laki dari kaumnya
untuk perjanjian (pertemuan) Kami.
Dan ketika mereka digoncang gempa bumi, dia mengatakan:
Wahai Tuhanku! Kalau Engkau menghendaki, Engkau binasakan
sajalah mereka dan aku sebelum ini!
Apakah Engkau hendak membinasakan kami, karena perbuatan
orang-orang yang bodoh diantara kami?
Hal ini adalah ujian Engkau, akan menyesatkan siapa yang
Engkau kehendaki dan memimpin siapa yang Engkau sukai.
Engkaulah Pemimpin kami!
Sebab itu, ampunilah kami, dan berilah kami rahmat, dan
Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya. Dan tuliskanlah
untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat.
Sesungguhnya kami kembali kepada Engkau. Tuhan mengatakan:
Siksaku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki, dan
RahmatKu meliputi segala sesuatu, sebab itu akan Aku
tuliskan rahmat, untuk mereka yang bertakwa, mereka yang
membayar zakat dan yang mempercayai keterangan-keterangan
Kami." 7: 155-156
Kitab Suci Qur'an juga memberitahukan kepada kita bahwa Nabi
Ibrahim telah berbicara dengan jelas tentang Alam Baka, dan
bahwa dia meminta pada Tuhan untuk menunjukkan padanya
bagaimana Dia menghidupkan yang telah mati:
"Dan ketika Ibrahim berkata: Tuhanku! Perlihatkan kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang mati!
Kata Tuhan: Tidaklah engkau percaya?
Kata Ibrahim: Percaya, tetapi untuk menenteramkan hatiku."
2:260
WILSON:
Anda telah menerangkan bahwa Islam mengajarkan bahwa setiap
manusia, pada suatu hari yang telah ditentukan dan hanya
diketahui oleh Tuhan akan dibangkitkan kembali. Hari itu
adalah hari pengadilan.
Sekarang, bolehkah saya bertanya tentang masa yang panjang
yang memisahkan hidup (kehidupan) kita ini dari Alam Baka?
Apakah manusia melanjutkan hidup, dalam beberapa bentuk,
setelah dia meninggal sampai Hari Pengadilan? Adakah
pernyataan yang jelas didalam Al-Qur'an tentang kehidupan
kita atau kematian, kemudian terhadap kematian kita dan
sebelum pembangkitan?
CHIRRI:
Jiwa manusia, sesuai dengan ajaran Islam, tidak akan
dilenyapkan (dimatikan) oleh kematian. Jiwa itu akan
melanjutkan hidup terus melalui periode yang panjang yang
memisahkan kematian jasmani kita dari hari pembangkitan
kita, dan hidup yang demikian dikehendaki untuk
pembangkitan.
Kita tidak dapat memikirkan pembangkitan manusia bila
hidupnya akan sama sekali diakhiri oleh kematian.
Pembangkitan berarti membawa orang mati hidup kembali. Bila
hidup berhenti setelah kematian, maka tidak akan ada cara
untuk membawa hidup kembali orang yang sama.
Tujuan Alam Baka adalah untuk memberi hadiah bagi yang
berbuat baik dan menghukum yang berbuat jelek. Seseorang
yang diciptakan pada Hari Pengadilan tidak akan sama dengan
orang yang hidup sebelumnya. Dia tidak akan menerima suatu
hadiah dan juga suatu hukuman, sebab dia tidak sama dengan
yang hidup sebelumnya, juga dia tidak melakukan baik atau
jelek.
Jadi, kita harus mengerti semua pesan-pesan Qur'an, yang
bertalian dengan Alam Baka, bahwa manusia akan dilanjutkan
hidup jiwanya.
Mengenai Hari Pengadilan, Kitab Suci Al-Qur'an adalah jelas
mengenai masalah ini:
"Janganlah kamu katakan orang-orang yang terbunuh dijalan
Allah itu mati, tetapi mereka itu orang-orang hidup, sayang
kamu tidak mengerti." 2:154.
"Janganlah kamu anggap mati orang-orang yang terbunuh di
jalan Allah itu! Tidak! Mereka itu hidup, mereka mendapat
rezeki dari sisi Tuhan.
Mereka gembira karena kurnia yang telah diberikan Tuhan
kepada mereka, dan mereka merasa girang terhadap orang-orang
yang masih tinggal di belakang mereka, bahwa mereka tiada
merasa takut dan tidak pula menanggung duka cita
Mereka girang karena kurnia dan pemberian Tuhan. Dan
sesungguhnya Tuhan itu tidak akan menghilangkan pahala
orang-orang yang beriman." 3: 169-171.
WILSON:
Orang-orang yang menyetujui azab Alam Baka berbeda dalam
beberapa hal penting: beberapa di antara mereka percaya
bahwa hidup di Alam Baka hanya spirituilnya dan yang lain
percaya bahwa hidup manusia pada Hari Pembangkitan akan
hidup baik fisiknya maupun ruhnya. Bagaimana pendapat Islam
mengenai masalah ini?
CHIRRI:
Ajaran Islam sangat jelas tentang masalah ini. Manusia akan
dibangkitkan kembali hidup pada Hari Pengadilan baik
fisiknya ataupun rohaninya. Manusia tidak hanya rohani.
Penciptaan kembali manusia memerlukan kedua-dua badan
(fisik) dan jiwa (ruh); kalau tidak, dia namanya malaikat
dan bukan manusia.
Ada alasan-alasan lain untuk berpendapat tentang
pembangkitan kedua-dua fisik dan jiwanya:
Konsep pembangkitan tidak dapat dimengerti atau dilaksanakan
tanpa membentuk kembali badan manusia itu. Karena manusia
akan melanjutkan hidup ruhnya setelah kematiannya,
pembangkitannya tidak dapat diartikan menciptakan kembali
ruhnya sebab ruhnya tidak mati. Jadi, kehidupan ruh itu
sendiri di dalam Alam Baka tidak dapat dikatakan
pembangkitan, sebab hal itu tidak menambah sesuatu terhadap
hidup dari seseorang yang telah melanjutkan didalam bentuk
spiritual.
Pembangkitan hanya dapat dimengerti oleh menciptakan wujud
lagi. Ini maksudnya pembangunan kembali badan yang sudah
bercerai-berai dan menyatukan kembali dengan jiwa yang masih
ada. Bahasa Qur'an sangat jelas dalam masalah ini dan tidak
menerima setiap perbedaan penafsiran:
"Dan sangkakala ditiup, ketika itu lihatlah mereka bangun
dari kubur, dan segera datang, kepada Tuhannya.
Mereka akan berkata: Ah, nasib kami! Siapakah yang
membangunkan kami dari tempat tidur kami? (Ada suara yang
menyahut): Inilah dia yang dijanjikan oleh Tuhan Yang
Pemurah, dan benarlah perkataan-perkataan Rasul-rasul!
(Yang terdengar) hanyalah satu suara keras, dan ketika itu
lihatlah, mereka semuanya dibawa ke hadapan kami." 36:
51-53.
"Sebab itu, berpalinglah engkau dari mereka!
Di hari orang yang menyeru memanggil (mereka) kepada sesuatu
yang tiada menyenangkan.
Pemandangan mereka menekur ke bawah, mereka dikeluarkan dari
kubur bagai belalang yang beterbangan. Dengan cepat mereka
datang kepada orang yang memanggil. Orang-orang yang tiada
beriman itu berkata: Inilah hari yang penuh kesulitan!" 54:
6-8.
WILSON:
Konsep pembangkitan yang berhubungan dengan fisik mempunyai
kesulitan-kesulitan: Andaikata seorang kanibal (orang yang
makan orang) memakan badan seorang.
Badan yang dimakan akan dijadikan satu dengan badan yang
memakan. Bila badan atau jasmani dibangkitkan pada hari
pengadilan, hal itu tidak akan mungkin untuk mengupas atau
memutuskan apakah badan itu milik yang makan atau yang
dimakan
Andaikata badan seorang dimakan oleh seekor burung atau
binatang. Badan yang memakan akau menjadi satu dengan badan
yang dimakan.
Apa yang akan dibangkitkan pada Hari Pengadilan?
Apakah burung dan binatang atau badan manusia?
CHIRRI:
Tidak akan ada makanan yang akan menjadi satu dengan badan
yang memakan, dan pembangkitan tidak membutuhkan adanya
semua elemen-elemen (unsur-unsur) dari badan.
Selama zat atau beberapa zat dari badan tinggal tidak
menjadi satu dengan badan yang memakan, pembentukan kembali
dari masing-masing badan akan mungkin.
Selanjutnya, Tuhan mempunyai kesanggupan terhadap segala
sesuatunya dapat membedakan antara bagian-bagian asli dari
badan pemakan dan apa yang dijadikan satu dengan itu dari
badan lain. Dia dapat memisahkan dan membentuk kembali dua
badan yang terpisah.
Andaikata pemisahan adalah tidak mungkin, Tuhan dapat
menciptakan suatu badan dari elemen-elemen yang berbeda lain
dari pada yang hilang dan menyatukan badan yang diciptakan
dengan jiwa manusia pada Hari Pengadilan.
WILSON:
Beberapa Agama mengajarkan bahwa nyawa manusia adalah
tunggal dan tidak dapat dibagi, dan beberapa ahli-ahli
filsafah menyetujui pendapat-pendapat ini. Apakah Islam
mengajarkan hal yang sama atau Islam mempunyai ajaran yang
berbeda mengenai hal ini?
CHIRRI:
Qur'an diam dalam masalah ini.
Tidak membenarkan juga tidak menyangkal ketunggalan atau
ketidak-dapatan dibagi-bagi lagi atau tidak dapat diubahnya
nyawa manusia.
Juga tidak menyatakan bahwa nyawa manusia adalah suatu zat
atau bahwa hal itu adalah jasmani atau bukan jasmani.
Qur'an benar-benar diam dalam semua dari segi ini, dan
Qur'an menghentikan semua pertanyaan-pertanyaan ini.
Hal itu di luar ilmu pengetahuan manusia dan jawaban dari
setiap pertanyaan-pertanyaan ini tidak akan memuaskan maksud
beragama.
Dari Kitab Suci Qur'an:
"Mereka bertanya kepada engkau tentang ruh.
Jawablah: Ruh itu termasuk urusan Tuhan, dan kepada kamu
hanyalah sedikit diberikan pengetahuan tentang ruh itu." 17:
85.
WILSON:
Beberapa Agama mengajarkan bahwa ruh manusia setelah mati
akan menempati seorang anak yang haru dilahirkan atau akan
menempati badan dari beberapa binatang.
Apakah Islam menyetujui setiap konsep dari penjelmaan
kembali (reincarnation) atau perpindahan?
CHIRRI:
Kitab Suci Qur'an dengan jelas menolak konsep penjelmaan
lagi (reinkarnasi) dan perpindahan. Ruh manusia,
meninggalkan badan pada saat mati dan tidak akan dibiarkan
hidup kembali ke dunia ini lewat bentuk lain.
Dari kitab suci Qur'an:
"Ketika kematian telah datang kepada seseorang di antara
mereka, dia berkata: Wahai Tuhanku! Kembalikanlah aku
(hidup)!
Supaya aku mengerjakan perbuatan baik yang telah aku
tinggalkan itu. Jangan! Sesungguhnya perkataan itu hanya
sekedar dapat diucapkan
Di hadapan mereka ada barzach, dinding yang membatasi sampai
hari mereka dibangkitkan." 23: 99-100.
Jadi, kitab suci Qur'an menyatakan bahwa ruh manusia tidak
akan hidup dua kali di dunia ini, dengan demikian ruh itu
tidak akan dibiarkan menempati badan hidup yang lain, baik
manusia ataupun bukan manusia. Kenyataan-kenyataan yang
dapat ditinjau mendukung ajaran ini. Bila ruh manusia
menempati badan-badan manusia yang baru, maka tidak akan
menambah kepadatan penduduk, sebab ruh seseorang dapat
menempati hanya satu badan. Kepadatan penduduk pada abad
yang lalu sekitar satu billiun. Sekarang sekitar tiga
billiun.
Bagaimana kita dapat bertambah dua billiun bila tidak ada
ruh-ruh baru diciptakan. Sesungguhnya bila konsep
reinkarnasi adalah benar, jumlah penduduk tidak akan lebih
dari dua orang, sebab pada mulanya hanya ada dua ruh manusia
yaitu Adam dan Hawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar