Senin, 27 Oktober 2008

Alam Baka

Alam Baka
 
WILSON:
 
Sekarang sampai waktunya membicarakan tentang kekekalan.
 
Perjanjian Lama tidak jelas  dalam  hal  Alam  Baka.  Yahudi
tidak  menekankan  hidup setelah mati. Perjanjian Baru telah
berhubungan dengan  masalah  itu,  dan  membicarakan  dengan
jelas  dari  Alam  Baka.  Oleh  karena  itu,  Kristen,  pada
umumnya, mempercayai Alam Baka. Saya mengetahui bahwa  Kitab
Suci  Al  Qur'an  mengakui  Alam Baka ini, tetapi saya ingin
mengetahui bahwa hal ini  dianggap  salah  satu  dari  pokok
kepercayaan Islam.
 
CHIRRI:
 
Azas dari kebangkitan kembali adalah suatu bab penting dalam
kepercayaan Islam. Islam  menyatakan  bahwa  bangsa  manusia
akan  berhenti  berada  di  planet  ini  dan pada suatu hari
tertentu, ditentukan oleh Tuhan  dan  diketahui  hanya  oleh
Dia,  setiap manusia akan dibangkitkan lagi, karena dia akan
dituntut untuk memberikan laporan apa yang telah ia  lakukan
selama hidupnya.
 
Setiap  orang  akan menerima pada hari itu hadiah (ganjaran)
atau hukuman sesuai dengan perbuatannya baik atau jelek:
 
"Segenap apa yang dibumi akan musnah, dan wajah Tuhan engkau
akan  tetap  tinggal (selamanya), Yang Besar dan Mulia." 55:
26-27
 
"Dan mereka telah  pernah  mengatakan:  Apakah  ketika  kami
telah  mati,  dan  telan  menjadi tanah dan tulang belulang,
akan dibangkitkankah  kami  kembali?  Katakan:  Sesungguhnya
orang-orang  yang  dahulu dan orang-orang kemudian, semuanya
sudah tentu akan  dikumpulkan  bersama-sama  di  waktu  yang
ditentukan, di hari yang terkenal." 56: 47
 
WILSON:
 
Konsep  (pengertian)  tentang  Alam  Baka adalah sangat jauh
dari lingkungan pengalaman  manusia.  Tidaklah  mudah  untuk
memikirkan  bahwa seseorang yang meninggal secara fisik akan
melanjutkan hidup secara rohani atau bahwa  dia  akan  hidup
kemudian,  jauh  setelah  dia  meninggal.  Ilmu pengetahuan,
tidak dapat  membuktikan  kemungkinan  hidup  setelah  mati,
tidak   dapat   memberikan   bantuan  terhadap  konsep  yang
demikian.
 
CHIRRI:
 
Meskipun konsep Alanm Baka  di  luar  lingkungan  pengalaman
kita,  hal  itu  nampak logis. Untuk mengukuhkan, kita harus
menyetujui azas ini.
 
Kita percaya pada Tuhan dan keadilanNya.  Tuhan  yang  Adil,
Yang   Perkasa,   tidak  diharapkan  membiarkan  orang  yang
melakukan kebaikan tanpa suatu hadiah (ganjaran), juga tidak
kita harapkan Dia membiarkan orang-orang yang menindas untuk
tidak dihukum .
 
Berjuta orang yang  berbuat  baik,  menindas  dan  menggoda,
hidup dan meninggal tanpa dibalas.
 
Berjuta-juta  orang  yang berbuat kesalahan, pembunuhan, dan
kekejaman hidup dan meninggal tanpa dihukum  di  dunia  ini.
Tuhan   Yang   Adil  yang  Perkasa,  tidak  akan  membiarkan
orang-orang yang melakukan kesalahan lepas dari  hukumanNya,
juga  Dia  tidak  membiarkan  orang-orang  yang berbuat baik
untuk tidak diberi balasan.
 
Harus  ada  dunia  lain  dimana   akan   ada   waktu   untuk
mempergunakan keadilan Tuhan
 
Kitab  Suci  Qur'an  mendasarkan  keperluan  Alam  Baka pada
konsep keadilan Tuhan:
 
"Di hari itu manusia  berangkat  dalam  beberapa  rombongan,
supaya  kepada  mereka diperlihatkan perbuatannya. Dan siapa
yang  mengerjakan  perbuatan   baik   seberat   atom,   akan
dilihatnya.
 
Dan  siapa  yang  mengerjakan  kejahatan  seberat atom, akan
dilihatnya." 99: 6-8.
 
WILSON:
 
Argumen anda yang mendukung doktrin Alam Baka tidak mencapai
tujuan pokok.
 
Itu  adalah argumen yang baik, tetapi seluruhnya adalah yang
akan kita harapkan suatu dunia di masa datang di mana  Tuhan
menghadiahi   orang-orang   berbuat   baik   dan   menghukum
orang-orang yang berbuat salah, tetapi hal itu  bukan  bukti
bahwa pengharapan kita akan terwujud.
 
Ada  perbedaan  besar  antara apa yang harus terjadi dan apa
yang akan terjadi.
 
Tujuan kita tidak hanya menunjukkan  kebutuhan  untuk  dunia
masa  depan,  tetapi untuk membuktikan, bahwa dunia itu akan
menjadi kenyataan.
 
CHIRRI:
 
Adanya dunia masa depan tak dapat dibuktikan secara langsung
dan kenyataan yang terwujud.
 
Hal  itu  diluar  lingkungan penglihatan atau pengertian dan
pengalaman kita.
 
Hal itu adalah  suatu  masa  depan  yang  tidak  berhubungan
dengan masa kita sekarang.
 
Kenyataan  dan  bukti langsung pada masa depan yang demikian
adalah tidak ada,  tetapi  kenyataan  (bukti)  secara  tidak
langsung pada masa depan itu ada.
 
Nabi-nabi  dari Tuhan telah meramalkan dunia masa depan, dan
kita  boleh  percaya  pada   penjelasan-penjelasan   mereka.
Bukti-bukti  kebenaran nabi-nabi itu adalah bukti yang tidak
langsung mengenai Alam Baka.
 
Kita boleh percaya pada pernyataan-pernyataan  seorang  nabi
seperti    Muhammad,   sebab   kenabiannva   didukung   oleh
bukti-bukti nyata.
 
Seorang nabi  tidak  menyesatkan  rakyat,  juga  tidak  akan
menerangkan yang salah kepada mereka.
 
Kita  harus  menerima  pernyataan-pernyataannya tentang masa
depan sama seperti kita menerima pernyataannya tentang  masa
kini.    Untuk    menerima    kenabiannya,   dan   meragukan
penjelasannya adalah bertentangan.
 
WILSON:
 
Pentingkah bab kepercayaan alam baka di dalam Islam dari
Pandangan Qur'an?
 
CHIRRI:
 
Dalam  banyak pelajaran-pelajaran dari Kitab Suci Al Qur'an,
kepercayaan pada Alam Baka diletakkan setelah  percaya  pada
Tuhan,  hal  ini  menunjukkan  bahwa  percaya pada Alam Baka
adalah lebih penting dari pada setiap  masalah-masalah  atau
bab  yang  lain  dari kepercayaan Islam setelah percaya pada
Tuhan:
 
"Sesungguhnya  orang-orang  yang  beriman  dan   orang-orang
Yahudi   dan   orang-orang   Kristen   dan   Shabiin,  yaitu
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari  akhirat  dan
mengerjakan  perbuatan  baik,  mereka akan memperoleh pahala
dari Tuhannya;  mereka  tidak  merasa  ketakutan  dan  tidak
menaruh dukacita." 2: 62: 5: 60.
 
"Mereka  beriman  kepada  Tuhan  dan  hari  kemudian, mereka
menyuruh mengerjakan yang benar dan  melarang  berbuat  yang
salah  dan  mengerjakan  perbuatan  baik. Mereka itulah yang

termasuk orangorang yang baik." 3: 114

WILSON:
 
Muhammad telah memberitahukan kepada  manusia  tentang  Alam
Baka. Penjelasannya jelas dan positif.
 
Yesus, sebelum dia, menganjurkan beberapa penjelasan tentang
masalah ini.
 
Musa nampaknya diam dalam hal ini.
 
Hal ini  menimbulkan  pertanyaan:  Tidak  adanya  penjelasan
dalam masalah ini di dalam buku Musa adalah membingungkan.
 
Bila  azas (doktrin) pembangkitan adalah sangat penting, hal
itu akan diberikan juga pada Musa, sama seperti Muhammad dan
Yesus.
 
CHIRRI:
 
Tidak  adanya  penjelasan  dalam  masalah ini pada buku Musa
tidak  berarti  bahwa   Tuhan   tidak   memberikan   padanya
penjelasan   tentang  Alam  Baka  (Akhirat),  juga  hal  itu
membuktikan bahwa  Musa  tidak  pernah  memberitahukan  pada
rakyatnya tentang hidup di masa akan datang.
 
Lima  buku-buku  Musa  barangkali  telah  mengalami beberapa
perubahan-perubahan dan penghapusan.
 
Kitab Suci Qur'an memberitahukan pada kita bahwa Musa  telah
berbicara tentang Alam Baka (Akhirat).
 
"Dan  seorang  yang  beriman  itu  (pada  pesan  dari  Musa)
berkata: Hai Kaumku! Turutlah aku! Kamu akan kupimpin kepada
jalan kebenaran.
 
Hai   kaumku!   Kehidupan   dunia  ini  hanyalah  kesenangan
sementara, dan akhirat itulah kampung yang kekal." 40:38-39
 
"Dan Musa memilih tujuh puluh orang laki-laki  dari  kaumnya
untuk perjanjian (pertemuan) Kami.
 
Dan  ketika  mereka  digoncang  gempa  bumi, dia mengatakan:
Wahai Tuhanku! Kalau Engkau  menghendaki,  Engkau  binasakan
sajalah mereka dan aku sebelum ini!
 
Apakah  Engkau  hendak  membinasakan  kami, karena perbuatan
orang-orang yang bodoh diantara kami?
 
Hal ini adalah ujian Engkau,  akan  menyesatkan  siapa  yang
Engkau  kehendaki  dan  memimpin  siapa  yang  Engkau sukai.
Engkaulah Pemimpin kami!
 
Sebab itu, ampunilah kami,  dan  berilah  kami  rahmat,  dan
Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya. Dan tuliskanlah
untuk  kami  kebaikan  di  dunia   ini   dan   di   akhirat.
Sesungguhnya kami  kembali kepada Engkau.  Tuhan mengatakan:
Siksaku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki, dan
RahmatKu   meliputi  segala  sesuatu,  sebab  itu  akan  Aku
tuliskan rahmat, untuk mereka  yang  bertakwa,  mereka  yang
membayar  zakat  dan  yang mempercayai keterangan-keterangan
Kami." 7: 155-156
 
Kitab Suci Qur'an juga memberitahukan kepada kita bahwa Nabi
Ibrahim  telah berbicara dengan jelas tentang Alam Baka, dan
bahwa dia  meminta  pada  Tuhan  untuk  menunjukkan  padanya
bagaimana Dia menghidupkan yang telah mati:
 
"Dan  ketika  Ibrahim berkata: Tuhanku! Perlihatkan kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang mati!
 
Kata Tuhan: Tidaklah engkau percaya?
 
Kata Ibrahim: Percaya, tetapi untuk  menenteramkan  hatiku."
2:260
 
WILSON:
 
Anda  telah menerangkan bahwa Islam mengajarkan bahwa setiap
manusia, pada suatu hari yang  telah  ditentukan  dan  hanya
diketahui  oleh  Tuhan  akan  dibangkitkan kembali. Hari itu
adalah hari pengadilan.
 
Sekarang, bolehkah saya bertanya tentang masa  yang  panjang
yang memisahkan hidup (kehidupan) kita ini dari Alam Baka?
 
Apakah  manusia  melanjutkan  hidup,  dalam beberapa bentuk,
setelah  dia  meninggal  sampai  Hari   Pengadilan?   Adakah
pernyataan  yang  jelas  didalam Al-Qur'an tentang kehidupan
kita atau kematian,  kemudian  terhadap  kematian  kita  dan
sebelum pembangkitan?
 
CHIRRI:
 
Jiwa   manusia,  sesuai  dengan  ajaran  Islam,  tidak  akan
dilenyapkan  (dimatikan)  oleh  kematian.  Jiwa   itu   akan
melanjutkan  hidup  terus  melalui periode yang panjang yang
memisahkan kematian  jasmani  kita  dari  hari  pembangkitan
kita,    dan   hidup   yang   demikian   dikehendaki   untuk
pembangkitan.
 
Kita  tidak  dapat  memikirkan  pembangkitan  manusia   bila
hidupnya   akan   sama   sekali   diakhiri   oleh  kematian.
Pembangkitan berarti membawa orang mati hidup kembali.  Bila
hidup  berhenti  setelah  kematian, maka tidak akan ada cara
untuk membawa hidup kembali orang yang sama.
 
Tujuan Alam Baka  adalah  untuk  memberi  hadiah  bagi  yang
berbuat  baik  dan  menghukum  yang berbuat jelek. Seseorang
yang diciptakan pada Hari Pengadilan tidak akan sama  dengan
orang  yang  hidup sebelumnya. Dia tidak akan menerima suatu
hadiah dan juga suatu hukuman, sebab dia tidak  sama  dengan
yang  hidup  sebelumnya,  juga dia tidak melakukan baik atau
jelek.
 
Jadi, kita harus mengerti  semua  pesan-pesan  Qur'an,  yang
bertalian  dengan  Alam Baka, bahwa manusia akan dilanjutkan
hidup jiwanya.
 
Mengenai Hari Pengadilan, Kitab Suci Al-Qur'an adalah  jelas
mengenai masalah ini:
 
"Janganlah  kamu  katakan  orang-orang yang terbunuh dijalan
Allah itu mati, tetapi mereka itu orang-orang hidup,  sayang
kamu tidak mengerti." 2:154.
 
"Janganlah  kamu  anggap  mati  orang-orang yang terbunuh di
jalan Allah itu! Tidak! Mereka itu  hidup,  mereka  mendapat
rezeki dari sisi Tuhan.
 
Mereka  gembira  karena  kurnia  yang  telah diberikan Tuhan
kepada mereka, dan mereka merasa girang terhadap orang-orang
yang  masih  tinggal  di belakang mereka, bahwa mereka tiada
merasa takut dan tidak pula menanggung duka cita
 
Mereka  girang  karena  kurnia  dan  pemberian  Tuhan.   Dan
sesungguhnya  Tuhan  itu  tidak  akan  menghilangkan  pahala
orang-orang yang beriman." 3: 169-171.
 
WILSON:
 
Orang-orang yang menyetujui azab  Alam  Baka  berbeda  dalam
beberapa  hal  penting:  beberapa  di  antara mereka percaya
bahwa hidup di Alam Baka hanya spirituilnya  dan  yang  lain
percaya  bahwa  hidup  manusia  pada  Hari Pembangkitan akan
hidup baik fisiknya maupun ruhnya. Bagaimana pendapat  Islam
mengenai masalah ini?
 
CHIRRI:
 
Ajaran  Islam sangat jelas tentang masalah ini. Manusia akan
dibangkitkan  kembali  hidup  pada  Hari   Pengadilan   baik
fisiknya ataupun rohaninya. Manusia tidak hanya rohani.
 
Penciptaan   kembali   manusia  memerlukan  kedua-dua  badan
(fisik) dan jiwa (ruh); kalau tidak,  dia  namanya  malaikat
dan bukan manusia.
 
Ada   alasan-alasan   lain   untuk   berpendapat  tentang
pembangkitan kedua-dua fisik dan jiwanya:
 
Konsep pembangkitan tidak dapat dimengerti atau dilaksanakan
tanpa  membentuk  kembali  badan manusia itu. Karena manusia
akan   melanjutkan   hidup   ruhnya   setelah   kematiannya,
pembangkitannya  tidak  dapat  diartikan menciptakan kembali
ruhnya sebab ruhnya tidak  mati.  Jadi,  kehidupan  ruh  itu
sendiri   di   dalam   Alam   Baka   tidak  dapat  dikatakan
pembangkitan, sebab hal itu tidak menambah sesuatu  terhadap
hidup  dari  seseorang yang telah melanjutkan didalam bentuk
spiritual.
 
Pembangkitan hanya dapat dimengerti oleh  menciptakan  wujud
lagi.  Ini  maksudnya  pembangunan  kembali badan yang sudah
bercerai-berai dan menyatukan kembali dengan jiwa yang masih
ada.  Bahasa Qur'an sangat jelas dalam masalah ini dan tidak
menerima setiap perbedaan penafsiran:
 
"Dan sangkakala ditiup, ketika itu  lihatlah  mereka  bangun
dari kubur, dan segera datang, kepada Tuhannya.
 
Mereka   akan   berkata:   Ah,  nasib  kami!  Siapakah  yang
membangunkan kami dari tempat tidur kami?  (Ada  suara  yang
menyahut):  Inilah  dia  yang  dijanjikan  oleh  Tuhan  Yang
Pemurah, dan benarlah perkataan-perkataan Rasul-rasul!
 
(Yang terdengar) hanyalah satu suara keras, dan  ketika  itu
lihatlah,  mereka  semuanya  dibawa  ke  hadapan  kami." 36:
51-53.
 
"Sebab itu, berpalinglah engkau dari mereka!
 
Di hari orang yang menyeru memanggil (mereka) kepada sesuatu
yang tiada menyenangkan.
 
Pemandangan mereka menekur ke bawah, mereka dikeluarkan dari
kubur bagai belalang yang beterbangan. Dengan  cepat  mereka
datang  kepada  orang yang memanggil. Orang-orang yang tiada
beriman itu berkata: Inilah hari yang penuh kesulitan!"  54:
6-8.
 
WILSON:
 
Konsep  pembangkitan yang berhubungan dengan fisik mempunyai
kesulitan-kesulitan: Andaikata seorang kanibal  (orang  yang
makan orang) memakan badan seorang.
 
Badan  yang  dimakan  akan  dijadikan satu dengan badan yang
memakan. Bila badan  atau  jasmani  dibangkitkan  pada  hari
pengadilan,  hal  itu tidak akan mungkin untuk mengupas atau
memutuskan apakah badan  itu  milik  yang  makan  atau  yang
dimakan
 
Andaikata  badan  seorang  dimakan  oleh  seekor burung atau
binatang. Badan yang memakan akau menjadi satu dengan  badan
yang dimakan.
 
Apa yang akan dibangkitkan pada Hari Pengadilan?
 
Apakah burung dan binatang atau badan manusia?
 
CHIRRI:
 
Tidak  akan  ada makanan yang akan menjadi satu dengan badan
yang memakan,  dan  pembangkitan  tidak  membutuhkan  adanya
semua elemen-elemen (unsur-unsur) dari badan.
 
Selama  zat  atau  beberapa  zat  dari  badan  tinggal tidak
menjadi satu dengan badan yang memakan, pembentukan  kembali
dari masing-masing badan akan mungkin.
 
Selanjutnya,  Tuhan  mempunyai  kesanggupan  terhadap segala
sesuatunya dapat membedakan antara bagian-bagian  asli  dari
badan  pemakan  dan  apa yang dijadikan satu dengan itu dari
badan lain. Dia dapat memisahkan dan membentuk  kembali  dua
badan yang terpisah.
 
Andaikata   pemisahan  adalah  tidak  mungkin,  Tuhan  dapat
menciptakan suatu badan dari elemen-elemen yang berbeda lain
dari  pada  yang hilang dan menyatukan badan yang diciptakan
dengan jiwa manusia pada Hari Pengadilan.
 
WILSON:
 
Beberapa  Agama  mengajarkan  bahwa  nyawa  manusia   adalah
tunggal  dan  tidak  dapat  dibagi,  dan  beberapa ahli-ahli
filsafah  menyetujui  pendapat-pendapat  ini.  Apakah  Islam
mengajarkan  hal  yang sama atau Islam mempunyai ajaran yang
berbeda mengenai hal ini?
 
CHIRRI:
 
Qur'an diam dalam masalah ini.
 
Tidak membenarkan juga  tidak  menyangkal  ketunggalan  atau
ketidak-dapatan  dibagi-bagi lagi atau tidak dapat diubahnya
nyawa manusia.
 
Juga tidak menyatakan bahwa nyawa manusia adalah  suatu  zat
atau bahwa hal itu adalah jasmani atau bukan jasmani.
 
Qur'an  benar-benar  diam  dalam  semua  dari  segi ini, dan
Qur'an menghentikan semua pertanyaan-pertanyaan ini.
 
Hal itu di luar ilmu pengetahuan manusia  dan  jawaban  dari
setiap pertanyaan-pertanyaan ini tidak akan memuaskan maksud
beragama.
 
Dari Kitab Suci Qur'an:
 
"Mereka bertanya kepada engkau tentang ruh.
 
Jawablah: Ruh itu termasuk urusan  Tuhan,  dan  kepada  kamu
hanyalah sedikit diberikan pengetahuan tentang ruh itu." 17:
85.
 
WILSON:
 
Beberapa Agama mengajarkan bahwa ruh  manusia  setelah  mati
akan  menempati  seorang anak yang haru dilahirkan atau akan
menempati badan dari beberapa binatang.
 
Apakah  Islam  menyetujui  setiap  konsep  dari   penjelmaan
kembali (reincarnation) atau perpindahan?
 
CHIRRI:
 
Kitab  Suci  Qur'an  dengan  jelas menolak konsep penjelmaan
lagi   (reinkarnasi)   dan   perpindahan.    Ruh    manusia,
meninggalkan  badan  pada saat mati dan tidak akan dibiarkan
hidup kembali ke dunia ini lewat bentuk lain.
 
Dari kitab suci Qur'an:
 
"Ketika kematian telah datang  kepada  seseorang  di  antara
mereka,   dia  berkata:  Wahai  Tuhanku!  Kembalikanlah  aku
(hidup)!
 
Supaya  aku  mengerjakan  perbuatan  baik  yang  telah   aku
tinggalkan  itu.  Jangan!  Sesungguhnya  perkataan itu hanya
sekedar dapat diucapkan
 
Di hadapan mereka ada barzach, dinding yang membatasi sampai
hari mereka dibangkitkan." 23: 99-100.
 
Jadi,  kitab  suci Qur'an menyatakan bahwa ruh manusia tidak
akan hidup dua kali di dunia ini, dengan  demikian  ruh  itu
tidak  akan  dibiarkan menempati badan hidup yang lain, baik
manusia  ataupun  bukan  manusia.  Kenyataan-kenyataan  yang
dapat  ditinjau  mendukung  ajaran  ini.  Bila  ruh  manusia
menempati badan-badan manusia yang  baru,  maka  tidak  akan
menambah  kepadatan  penduduk,  sebab  ruh  seseorang  dapat
menempati hanya satu badan.  Kepadatan  penduduk  pada  abad
yang  lalu  sekitar  satu  billiun.  Sekarang  sekitar  tiga
billiun.
 
Bagaimana kita dapat bertambah dua billiun  bila  tidak  ada
ruh-ruh    baru   diciptakan.   Sesungguhnya   bila   konsep
reinkarnasi adalah benar, jumlah penduduk tidak  akan  lebih
dari dua orang, sebab pada mulanya hanya ada dua ruh manusia

yaitu Adam dan Hawa.

Tidak ada komentar: