Minggu, 26 Oktober 2008

Alam Semesta

Alam Semesta
 
WILSON:
 
Dengan   berkembangnya   ilmu   pengetahuan,  timbul  banyak
pertanyaan  mengenai  terjadinya  alam  semesta.  Nampaknya,
pertanyaan  ini  mendapatkan jawaban di dalam Injil (Bible),
dan kadang-kadang kita mendapatkan beberapa pernyataan  dari
Injil  yang  bertentangan  dengan  ilmu pengetahuan yang ada
sekarang.
 
Saya ragu, apakah kita dapat menemukan jawaban-jawaban  dari
beberapa pertanyaan itu di dalam buku-buku Islam.
 
Telah  dibuktikan,  bahwa  alam  semesta  telah  sangat tua.
Diperkirakan   umurnya   telah   berbilliun-billiun   tahun.
Tampaknya  kitab Injil Kristen mengecilkan (mengurangi) umur
alam  semesta  beberapa  ribu  tahun.  Apakah   Kitab   Suci
Al-Qur'an   memiliki  definisi  tentang  umur  alam  semesta
(universe)?
 
CHIRRI:
 
Kitab Suci Al-Qur'an tidak  menyatakan  umur  alam  semesta.
Ilmu   pengetahuan  sejauh  ini  tidak  dapat  dengan  tepat
mengetahui bila alam semesta mulai ada. Kitab Suci Al-Qur'an
telah  diperkenalkan  di  masa tidak adanya ilmu pengetahuan
(in a non scientific age), di saat manusia, saya kira, tidak
dapat membayangkan lamanya: berapa bilion atau million tahun
itu.  Jika  Al-Qur'an  menerangkan   bahwa   bintang-bintang
terjelma berbillion-billion tahun yang lalu, manusia mungkin
telah menolak seluruh konsep  Islam.  Karena  itu  Al-Qur'an
berdiam  diri dalam masalah ini. Anda tidak perlu mengatakan
seluruh kebenaran yang anda ketahui,  karena  anda  perlukan
hanya  menahan  diri dari penerangan yang salah. Jadi, pintu
telah terbuka  untuk  setiap  teori  ilmu  pengetahuan,  dan
penerangan  Agama  tidak  ada  bentrok  dengan  setiap  ilmu
pengetahuan.
 
WILSON:
 
Benda-benda  langit,  bintang-bintang,  dan   planit-planit,
sekarang   diperkirakan   berjumlah  berbillion-billion  dan
beratus-ratus bilion. Berukuran sangat besar,  kadang-kadang
di luar dugaan kita.
 
Untuk   membentuk   benda-benda   yang  tak  terhitung  itu,
memerlukan bahan di luar kemampuan perhitungan kita.  Apakah
ada  keterangan di dalam Al-Qur'an mengenai jenis bahan yang
membentuk benda-benda ini.
 
CHIRRI:
 
Kitab Suci Al-Qur'an menerangkan bahwa bahan yang  membentuk
benda-benda  ini sejenis gas. Ini sesuai dengan teori modern
yang mengatakan bahwa benda-benda langit dibentuk  dari  gas
Hidrogen.
 
Kitab Suci Al-Qur'an berkata:
 
"Kemudian  Dia  menuju langit, ketika itu berupa asap. Tuhan
berfirman  kepadanya  dan  kepada  bumi   datanglah   engkau
keduanya  dengan  sukarela atau terpaksa. Keduanya menjawab:
kami datang dengan sukarela." 41:11.
 
WILSON:
 
Apakah  Kitab  Suci  Al-Qur'an  menerangkan  tentang   bahan
pertama yang membentuk bintang-bintang dan planit?
 
CHIRRI:
 
Baris  pertama  dari ayat di atas menunjukkan bahwa gas atau
susunan  gas  adalah  molekul-molekul  dan  atom-atom   yang
merupakan bahan pertama.
 
WILSON:
 
Dari bahan apa yang Maha Kuasa menciptakan kehidupan?
 
CHIRRI:
 
Kitab   Suci   Al-Qur'an   menyatakan   bahwa   Tuhan  telah
menciptakan seluruh kehidupan dari air:
 
"Apakah orang-orang yang tidak beriman itu tiada mengetahui,
bahwa  langit  dan bumi itu dahulunya satu potong, lalu kami
ceraikan antara keduanya, dan Kami jadikan dari  air  segala
benda hidup. Tidakkah mereka percaya?" 21:30.
 
"Dan  Tuhan  telah menciptakan setiap binatang dari air. Dan
di  antaranya  berjalan  di  atas  perutnya   (melata),   di
antaranya   berjalan  dengan  dua  kaki,  dan  di  antaranya
berjalan dengan  empat  kaki.  Tuhan  menciptakan  apa  yang
dikehendakiNya,  sesungguhnya  Tuhan  itu  Kuasa atas segala
sesuatu." 24:25.
TINGKAT-TINGKAT PENCIPTAAN
 
WILSON:
 
Apakah Al-Qur'an  membenarkan  pernyataan  dari  Injil  yang
dimuat   di   dalam  buku  pertama  Taurat  tentang  tingkat
terjadinya alam semesta?
 
CHIRRI:
 
Al-Qur'an tidak berisi pernyataan tentang tingkat  kejadian,
akan  tetapi  orang-orang  Islam  tidak menyetujui isi fasal
pertama  dalam  buku  Taurat  (Genesis)  sebab   menunjukkan
beberapa kelainan (ketidak sesuaian).
 
WILSON:
 
Berikan  pada  saya beberapa contoh perbedaan-perbedaan yang
saudara nyatakan.
 
CHIRRI:
 
Kita ambil beberapa contoh:
 
1. "Hendaklah  ada  terang,  lalu  terangpun  jadilah.  Maka
dilihat  Allah  terang  itu  baiklah adanya, lalu diceraikan
Allah terang itu dengan gelap. Maka dinamai Allah terang itu
siang  dan  gelap  itu  malam. Setelah petang dan pagi, maka
itulah hari yang pertama." Genesis (Taurat) 1: 3-5
 
Pernyataan ini menunjukkan  bahwa  yang  pertama  diciptakan
yaitu  siang  dan  malam. Tetapi kita mengetahui bahwa siang
dan malam akan datang setelah adanya  matahari  dan  melalui
terbitnya  dan terbenamnya matahari. Ayat 14 dari fasal yang
sama  menunjukkan  bahwa  matahari  diciptakan   pada   hari
keempat;
 
"Maka  firman  Allah:  Hendaklah  ada  beberapa benda terang
dalam bentangan langit. Supaya diceraikannya siang dan malam
dan menjadi tanda dan ketentuan masa dan hari dan tahun, dan
supaya ia itu menjadi benda  terang  pada  bentangan  langit
akan  menerangkan bumi maka jadilah demikian. Maka dijadikan
Allah kedua benda terang yang besar itu  yaitu  terang  yang
besar itu akan memerintahkan siang dan terang yang kecil itu
akan memerintahkan malam,  dan  memerintah  segala  bintang.
Maka  dia ditaruh Allah dalam bentangan langit untuk memberi
terang di atas bumi, dan akan memerintahkan siang dan malam,
dan  akan  menceraikan terang itu dengan gelap, maka dilihat
Allah itu baiklah adanya.  Setelah  petang  dan  pagi,  maka
itulah hari yang keempat." 1: 14-19
 
Pernyataan  ini  menunjukkan  bahwa matahari diciptakan pada
hari keempat, dan dari sini mulainya masa (hari -hari).  Ini
tentu  bertentangan dengan ayat 3 yang menerangkan pada kita
mulainya tiga tingkat masa sebelum pembentukan matahari.
 
2.  Fasal  yang  sama  menerangkan  bahwa,  tumbuh-tumbuhan,
tanam-tanaman  buah-buahan  diciptakan  dan tumbuh pada hari
ketiga:
 
"Maka firman Allah: Hendaklah bumi  itu  menumbuhkan  rumput
dan  pokok  yang  berbiji  dan  pohon  yang  berbuah  dengan
tabiatnya, yang berbiji dalamnya  di  atas  bumi  itu,  maka
jadilah demikian, yaitu ditumbuhkan rumput di bumi dan pohon
yang  berbiji  dan  pohon  yang  berbuah-buah,  serta  pohon
berbiji  di  dalamnya maka dilihat Allah itu baiklah adanya.
Setelah petang dan pagi maka inilah hari  yang  ketiga."  1:
11-13.
 
Tetapi kita tahu bahwa tidak ada tumbuh-tumbuhan dan tanaman
tidak dapat tumbuh tanpa matahari, padahal fasal  yang  sama
menyatakan  pada  kita  bahwa  matahari diciptakan pada hari
keempat.
 
3. Fasal yang sama menyatakan bahwa Tuhan, pada hari  keenam
menciptakan manusia:
 
"Maka  firman  Allah: Baiklah Kita jadikan manusia atas peta
dan atas teladan Kita, supaya diperintahkannya  segala  ikan
yang  di  dalam  laut  dan  segala  unggas yang di udara dan
segala  binatang  yang  jinak  dan  seisi  bumi  dan  segala
binatang melata yang menjalar di tanah. Maka dijadikan Allah
manusio itu atas petanya, yaitu atas peta Allah dijadikannya
ia,  maka  dijadikannya mereka itu laki-laki dan perempuan."
1: 26-27.
 
Orang-orang Islam percaya bahwa Tuhan  itu  tidak  berbentuk
dan  tidak  memiliki  angan-angan (gambaran). Dia adalah tak
terbatas yang mengelilingi seluruh alam semesta.
 
Dia tidak bertubuh, juga tidak berjasmani,  juga  tidak  ada
gambaran  yang  dapat  menggambarkan  Dia.  Memikirkan bahwa
Tuhan mempunyai bentuk seperti  manusia,  untuk  orang-orang
Muslim, adalah menyalahi seluruh konsep Tuhan.
4. Fasal kedua bertentangan dengan fasal pertama.
 
Fasal   pertama   sebagai  anda  ketahui,  menyatakan  bahwa
tumbuh-tumbuhan  dan  tanam-tanaman  diciptakan  pada   hari
ketiga,  sebelum diciptakannya manusia, yang diciptakan pada
hari keenam. Fasal  kedua  memberitahu  kita  bahwa  manusia
diciptakan sebelum tumbuh-tumbuhan dan tanam-tanaman:
 
"Maka  demikianlah  asalnya langit dan bumi pada masa ia itu
dijadikan, tatkala diperbuat Tuhan  Allah  akan  langit  dan
bumi,  pada  masa  itulah  belum ada tumbuh-tumbuhan di atas
bumi dan tiada pokok bertunas di padang, karena  belum  lagi
diturunkan Tuhan Allah hujan kepada bumi dan belum ada orang
menggarap tanah itu, melainkan naiklah uap dari  bumi  serta
membasahkan  segala  tanah  itu. Maka diwujudkan Tuhan Allah
manusia dari pada debu tanah dan dihembuskanNya nafas  hidup
ke  lubang  hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi suatu
nyawa yang hldup adanya. Maka  diperbuat  Tuhan  Allah  pada
suatu  taman  dalam  Eden, di sebelah timur, maka di sanalah
ditaruhNya manusia, yang telah dirupakanNya itu.
 
Maka  di  sana  ditumbuhkan  Tuhan  Allah  di   atas   tanah
berbagai-bagai  pohon yang permai di pandangan mata dan baik
untuk dimakan, dan lagi ada pohon alhayat  di  tengah-tengah
taman itu dan pohon pengetahuan akan hal baik dan jahatpun."
Genesis 2: 4-9.
 
Pernyataan   ini   jelas   menunjukkan   bahwa   tidak   ada
tumbuh-tumbuhan sebelum terciptanya manusia.
 
Ada  hal  lain  di  dalam  pernyataan  ini, yaitu: Bahwa ada
tanaman pengetahuan (pohon pengetahuan) akan  hal  baik  dan
jahat. Tetapi kita mengetahui bahwa pengetahuan tidak tumbuh
dari  tanam-tanaman,   ilmu   pengetahuan   datang   melalui
pengalaman dan pelajaran.
 
5.  Fasal pertama telah menyatakan bahwa binatang diciptakan
pada hari kelima:
 
"Maka firman Allah: Hendaklah dalam air itu bergerak makhluk
yang bernyawa dan hendaklah ada unggas terbang di atas bumi,
dalam bentangan  langit.  Maka  dijadikan  Allah  ikan  yang
besar-besar dan segala binatang, yang bergerak dalam air itu
dengan tabiatnya, dan segala  unggas  yang  bersayap  dengan
tabiatnya, maka dilihat Allah itu baiklah adanya.
 
Maka     diberkati     Allah     akan     dia,    FirmanNya:
"Berkembang-biaklah kamu dan ramaikanlah air yang  di  dalam
laut  itu  dan  hendaklah  segala unggas itupun bertambah di
atas bumi. Setelah petang dan pagi  maka  itulah  hari  yang
kelima." 1: 20-23.
 
Pernyataan   ini  dengan  jelas  menunjukkan  bahwa  manusia
diciptakan   setelah   penciptaan    ikan,    burung-burung,
hewan-hewan  dan  hewan-hewan  ternak,  tetapi  fasal  kedua
menunjukkan   bahwa   manusia   diciptakan   sebelum   ikan,
burung-burung,  hewan-hewan dan hewan-hewan ternak. Dan lagi
berfirman Tuhan Allah demikian:
 
"Tiada baik manusia itu sendirian,  Aku  hendak  menciptakan
seorang  penolong  yang  sejodoh  dengan dia. Karena setelah
dijadikan Tuhan Allah segala binatang yang di atas bumi  dan
segala  unggas yang di udara dari tanah, maka didatangkannya
sekaliannya itu kepada Adam, supaya melihat  bagaimana  Adam
itu,  bagaimana  dinamai  Adam  segala nyawa yang hidup itu,
menjadi namanya." 2: 18-19.
 
6. Kita dapatkan di dalam fasal tiga dari  Taurat  (Genesis)
ini  bahwa  Hawa  (Eve)  didustai oleh ular yang membujuknya
untuk makan dari tanaman yang dilarang:
 
"Maka kata ular  kepada  perempuan  itu.  Barangkali  firman
Allah  begini: Jangan kamu makan buah-buah segala pohon yang
dalam taman ini.
 
Maka sahut perempuan  itu  kepada  ular:  Boleh  kami  makan
buah-buah  segala  pohon  yang  dalam taman ini, akan tetapi
tentang buah pohon yang di tengah taman  itu  firman  Allah:
Janganlah  engkau makan atau jamah dia, supaya jangan engkau
mati. Kata ular kepada perempuan  itu:  Niscaya  tiada  kamu
akan  mati,  karena telah diketahui Allah, jika engkau makan
buah itu, tak dapat tiada  pada  ketika  itu  juga  tajamlah
matamu  dan engkau jadi seperti Allah, sebab mengetahui baik
dan jahat." 3: 1-5.
 
Tetapi kita mengetahui bahwa ular tidak  sanggup  berbicara,
menipu,  membujuk. Ular tidak diberi kesanggupan mengucapkan
kata-kata atau bercakap-cakap.
 
7.  Dalam  fasal  yang  sama  kita  temui  pembatasan   ilmu
pengetahuan  Tuhan,  dan bahwa Dia adalah sesuatu yang dapat
berjalanan dan bahwa  Adam  dan  Hawa  dapat  menyembunyikan
dirinya dari Tuhan:
 
"Maka  kedengaranlah  oleh  mereka  suara  Tuhan Allah, yang
berjalan-jalan dalam taman pada masa angin silir, maka  Adam
dan  Hawapun menyembunyikan dirinya dari hadirat Tuhan Allah
dalam belukar taman itu. Maka  Tuhan  Allah  berseru  kepada
Adam,  kataNya: Di manakah engkau? Maka sahut Adam: Kudengar
suaramu  dalam  taman,  maka  takutlah   aku,   karena   aku
telanjang,  sebab  itu  aku  bersembunyi. Maka firman Allah:
Siapa gerangan memberitahu engkau bahwa engkau telanjang?
 
Sudahkah engkau makan dari pada pohon yang  telah  Ku  Pesan
jangan engkau makan buahnya?" 3: 8-11
 
Tidak seorangpun dapat menyembunyikan dari Tuhan yang selalu
berada dan yang mengetahui segala sesuatunya.
 
Tuhan tidak memerlukan bertanya pada Adam dimana  dia,  juga
tidak  perlu  bertanya  apakah  dia telah makan buah tanaman

itu.

Tidak ada komentar: