Senin, 27 Oktober 2008

Keadilan Tuhan

Keadilan Tuhan
 
WILSON:
 
Saya  tahu  bahwa  Kitab  Suci  Qur'an  telah jelas di dalam
ketentuan sifat Tuhan seperti pengampun,  bijaksana,  selalu
hidup,  pencipta  alam  semesta, tanpa teman atau bersekutu,
atau anak.
 
Tetapi saya ingin mengetahui bahwa "Adil" adalah salah  satu
sifat-sifat  Tuhan.  Saya  telah  berbicara  dengan beberapa
orang Islam bahwa itu adalah  salah  satu  darl  sifat-sifat
Tuhan, tapi orang-orang Islam yang lain bilang tidak benar.
 
CHIRRI:
 
Tidak ada Agama yang logis (menurut akal) dapat menolak atau
meragukan   keadilan   Tuhan   dan   kemurahanNya.   Menolak
keadilanNya  adalah  benar-benar  meruntuhkan  konsep Agama.
Tidak  ada  kepercayaan  Agama  yang  tidak  percaya  adanya
keagunganNya.  Agama  tidak  akan  berguna  bagi  kita tanpa
percaya pada keadilanNya
 
Lebih   lanjut,   kita   percaya   pada   pesan-pesan    dan
utusan-utusan  Tuhan  sebab  kita fikir bahwa Dia cukup adil
untuk mengabarkan kepada  pesuruh-pesuruhNya  apa  yang  Dia
inginkan dari mereka.
 
Tetapi  Tuhan  yang tidak adil mungkin tidak akan mengatakan
pada kita segala sesuatu atau mungkin dengan  jalan  memberi
ganjaran  bagi  orang-orang  yang berbuat baik dan menghukum
orang-orang yang berbuat salah.
 
Sangkalan terhadap keadilan Tuhan pada gilirannya juga  akan
menyangkal  akhirat  (hari  kemudian),  sebab akhirat adalah
tempat  melangsungkannya  keadilan  dengan   jalan   memberi
ganjaran  bagi  orang-orang  yang berbuat baik dan menghukum
orang-orang yang berbuat salah.
 
Singkatnya, konsep keadilan Tuhan untuk kita sama pentingnya
dengan  konsep  adanya  Dia dan keesaanNya, dan penyangkalan
keadilanNya  berarti  menghancurkan  Agama,  persis  seperti
penyangkalan adanya Tuhan atau keesaanNya.
 
Untuk  ini,  konsep  keadilan  Tuhan  harus dianggap sebagai
dasar Agama. Tapi itu tidak akan ada Agama yang logis  dapat
ditumbuhkan.
 
Islam  benar-benar sesuai dengan kebenaran ini dan pemikiran
yang logis. Kitab Suci Qur'an menyatakan keadilan Tuhan sama
penting dengan keesaan Tuhan dan adanya Tuhan.
 
Di   dalam  penilaian-penilaian  ajaranNya,  ketidak  adilan
ditiadakan.  Di   dalam   banyak   ajaran-ajaranNya,   Tuhan
dilukiskan  sebagai  yang  adil,  atau bahwa Dia tidak ingin
melakukan ketidak-adilan terhadap  pesuruh-pesuruhnya,  atau
bahwa   Dia   tidak  akan  membuang  perbuatan  dari  setiap
perbuatan-perbuatan yang dilakukan,  atau  bahwa  Dia  tidak
akan menyebabkan siapapun juga kehilangan satu berat atom.
 
"Tuhan  mengakui  bahwa  sesungguhnya tidak ada Tuhan selain
dari padaNya, dan  malaikat-malaikat  dan  orang-orang  yang
berilmu, yang tegak dengan keadilan, mengakui juga tidak ada
Tuhan melainkan Dia Yang Maha Kuasa dan Bijaksana."
 
"Dan siapa yang mengerjakan  perbuatan  baik  seberat  atom,
akan   dilihatnya.  Dan  siapa  yang  mengerjakan  kejahatan
seberat atom, akan dilihatNya." 99:7-8
 
WILSON:
 
Pernyataan anda tentang keadilan  Tuhan  adalah  salah  satu
pernyataan-pernyatan yang paling masuk akal yang pernah saya
dengar.  Sebenarnya,  kepentingan  azas  Agama   ini   tidak
dilebih-lebihkan, sebab konsep Tuhan tanpa keadilanNya tidak
akan berguna bagi kita.
 
Kepercayaan Yuda (Yudaism) dan Kristen sesuai  dengan  Islam
mempunyai  pandangan  yang  sama,  dan tidak ada orang-orang
Kristen atau Yahudi  yang  meragukan  keadilan  Tuhan.  Azas
keadilan  Tuhan,  karena itu, Kristen dan Yahudi sama dengan
Islam, dan saya tidak melihat perbedaan  ketiga  kepercayaan
itu di dalam masalah ini.
 
CHIRRI:
 
Perbedaan  antara  Islam  dan kepercayaan yang dalam masalah
ini tidak terletak pada konsep keadilan Tuhan  itu  sendiri,
tetapi  pada  konsep yang berasal dari azas ini. Islam tidak
menyetujui  setiap  azas  yang  bertentangan  dengan  konsep
keadilan  Tuhan.  Islam  menganjurkan dan menjunjung seluruh
azas yang mungkin berasal dari konsep keadilan Tuhan.
 
WILSON:
 
Maukah anda menyebutkan  beberapa  doktrin  (azas-azas)  ini
yang berasal dari keadilan Tuhan?
 
CHIRRI:
 
Saya  akan  menyebutkan  tiga  dari prinsip-prinsip ini yang
berasal dari azas keadilan Tuhan:
 
1. Tuhan  tidak  meminta  dari  makhluk  yang  diciptakanNya
melakukan apa yang ia tidak dapat lakukan.
 
Dari Kitab Suci Qur'an:
 
"Tuhan tidak memikulkan kewajiban kepada seseorang, hanyalah
sekedar kekuatannya."
 
Apa yang di luar kesanggupan anda adalah tidak mungkin untuk
anda lakukan. Tuhan tidak meminta yang tidak mungkin.
 
2.  Tuhan  tidak membebankan individu tanggungjawab, kecuali
tentang  apa  yang  ia  lakukan  sendiri   yang   di   bawah
kontrolnya.  Tidak seorangpun yang bertanggungjawab apa yang
dilakukan orang lain, walaupun mereka itu  temannya  sendiri
atau  saudaranya,  selama  perbuatan  mereka  tidak di bawah
kontrol mereka. Kitab Suci Qur'an:
 
"Apakah hendak kaucari Tuhan selain Allah?  Dialah  pemimpin
segala  sesuatu.  Dan bahwa tiap-tiap diri yang mengusahakan
(kejahatan) maka  kejahatan  itu  untuk  (kerugian)  dirinya
sendiri, dan tiadalah pemikul beban akan memikul beban orang
lain, sesudah itu tempat kembali  kamu  kepada  Tuhan,  lalu
diterangkan   oleh   Tuhan  kepada  kamu  apa  yang  menjadi
perselisihan di antara kamu." 6:164
 
3. Bila ini benar, maka mahkluk hidup tidak  dapat  dibebani
dosa yang diperbuat Adam & Eve. Jika dikatakan bahwa seluruh
makhluk hidup dibebani dosa turun-temurun yang berasal  dari
Adam   dan   Hawa,  tentulah  beribu-ribu  generasi-generasi
makhluk   yang   berasal   dari   Adam   dan    Hawa    akan
bertanggungjawab  dari dosa mereka, dan bahwa mereka dihukum
oleh Tuhan untuk dosa-dosa itu yang terjadi sebelum lahirnya
generasi-generasi   itu.   Ini  tentu  tidak  sesuai  dengan
keadilan Tuhan.
 
Hakim tidak akan menghukum seorang anak yang disebabkan dosa
orang  tuanya  padahal anak itu tidak tahu menahu. Bagaimana
kita    dapat    memikirkan    bahwa    Tuhan    menjatuhkan
hukuman-hukuman pada anak-anak dari dosa-dosa yang diperbuat
orang  tuanya?  Untuk  ini,  Islam  dengan   tegas   menolak
azas-azas  Dosa-dosa  Asal,  dan  menganggap  setiap manusia
murni disaat dia dilahirkan  dan  bebas  dari  setiap  dosa.
Sebenarnya  Islam menganjurkan anak bayi sebagai satu contoh
yang sempurna dari kemurnian dan tanpa dosa. Setiap  manusia
sesuai  ajaran  Islam,  dilahirkan  dalam  keadaan murni dan
bebas dari setiap dosa  dan  selanjutnya  murni  sampai  dia
berbuat  dosa  pada  umur  dewasa.  Oleh dosa-dosa pada umur
dewasa, anda kehilangan kemurnian anda,  tetapi  anda  dapat
mencapai kemurnian itu lagi melalui tobat yang tulus ikhlas.
Bila  anda  benar-benar  merubah  sikap  anda  dan   berniat
benar-benar   patuh  pada  Tuhan  Yang  Pengasih,  Dia  akan

menerima anda dan menghapus dosa anda.

WILSON:
 
Izinkanlah saya menyimpang sebentar:
 
Adam dan Hawa seperti kita.  Kita  umpamakan  bahwa  mereka
menyesal  dengan tulus ikhlas setelah mereka berdosa. Apakah
berarti dosa mereka dihapuskan?
 
CHIRRI:
 
Bila anda mengandaikan bahwa Adam telah menyesal setelah dia
melanggar  pesan  Tuhan,  anda  tidak  akan salah. Anda juga
tidak akan salah bila anda percaya bahwa Adam diampuni  oleh
Tuhan  melalui  penyesalannya.  Kitab Suci Qur'an mengatakan
pada kita bahwa  Yang  Pengasih  telah  menerima  penyesalan
Adam, dan dengan ini, dosa Adam dihapuskan:
 
"Kemudian  Adam  menerima  beberapa perkataan dari Tuhannya,
lalu dia diterima kembali oleh Tuhan, sesungguhnya Tuhan itu
suka menerima tobat dan Penyayang" 2:37
 
WILSON:
 
Bila  dosa  Adam  dihapuskan  mengapa  dia diusir dari sorga
Tuhan?
 
CHIRRI:
 
Keluarnya Adam dari  sorga  tidak  perlu  merupakan  siksaan
akibat dosanya. Itu mungKin proses semestinya dari perubahan
statusnya.  Pada  mulanya  Adam   tanpa   dosa   dan   dapat
berkomunikasi  dengan Tuhan pada setiap saat, dan ini adalah
kebahagiaannya. Karena satu kali berbuat dosa,  dia  menjadi
mudah  terpengaruh  untuk  mengulang  dosa,  dan  kehilangan
kekebalannya dari  dosa.  Setelah  tidak  kebal,  dia  tidak
memiliki   kedudukan   yang  tinggi  yang  memungkinkan  dia
berhubungan dengan Tuhannya pada setiap saat.
 
Sekarang dia dapat berbuat  demikian  hanya  pada  saat-saat
kemurniannya.  Kemurniannya,  tentu  tidak  langgeng seperti
sebelum dia berdosa, sebab dia akan berbuat dosa lagi.
 
WILSON:
 
Perjanjian lama  menyampaikan  pada  kita  bahwa  dosa  Adam
karena  memakan  dari sebuah tanaman, dan tanaman itu adalah
tanaman ilmu pengetahuan yang Tuhan  katakan  padanya  untuk
dihindari. Bagaimana tinjauan Qur'an tentang masalah ini?
 
CHIRRI:
 
Kitab  Suci Qur'an menerangkan bahwa ada pohon yang dilarang
dan bahwa dosa Adam karena memakannya.
 
Tetapi Qur'an tidak menerangkan jenis pohonnya.
 
Menurut pemikiran Islam, saya yakin bahwa  pohon  itu  bukan
pohon  ilmu  pengetahuan  sebab  pengetahuan  datangnya dari
pelajaran dan pengalaman, dan tidak tumbuh dari pohon.
 
Tidak ada arti yang menghubungkan  tanaman  atau  sejenisnya
dengan  larangan.  Larangan itu untuk menguji Adam dan Hawa.
Lebih  lanjut,  sesuai  dengan  Kitab  Suci  Qur'an,   Tuhan
mencintai  ilmu  pengetahuan,  bagaimana  mungkin  Dia  akan
melarangnya?
 
WILSON:
 
Marilah kita  akhiri  penyimpangan  kita  dan  kembali  pada
masalah pokok.
 
Saya  sekarang  yakin bahwa Islam berdiri di atas dasar yang
kuat di dalam ajarannya tentang kemurnian makhluk dan  bahwa
ajaran-ajarannya  dalam  masalah ini adalah sangat benar dan
kukuh.  Sekarang  tentang  keadilan  Tuhan  dan   menjunjung
prinsip pertanggungan jawab individu (perorangan) yang tidak
dapat dipisahkan dari keadilan Tuhan.
 
Bila Kristen mengajarkan azas Dosa Asal, mereka sesungguhnya
membangun  suatu  dasar  azas  lain,  yaitu  Azas Penebusan.
Manusia mereka katakan berdosa dan dihukum karena dosa Asal.
Dengan  lain  perkataan: oleh warisan dosa dari Adam & Hawa,
kita menjadi berdosa karena itu kita perlu untuk menebus.
 
Seseorang harus membayar untuk  dosa  kita.  Yesus  membayar
untuk  itu  dengan  disalib. Jadi, Yesus menjadi penebus dan
penyelamat manusia.
 
Oleh   penyangkalan   dari   dosa   asal,   azas   penebusan
ditinggalkan   tanpa   dasar.   Anda  telah  berbicara  pada
pokoknya, tetapi hal itu telah menjadi jelas bahwa penebusan
adalah  salah  satu  prinsip yang tidak sesuai dengan konsep
keadilan Tuhan.
 
CHIRRI:
 
Seluruh hal dari Dosa Asal adalah seperti  yang  telah  kita
kemukakan,  benar-benar  berlawanan  dengan  keadilan Tuhan.
Bahkan bila kita lupakan tentang ketidak sesuaiannya  dengan
keadilanNya,  kita  tidak dapat membayangkan bahwa Yang Maha
Adil membuat seseorang yang  tak  berdosa,  Yesus,  membayar
dosa-dosa seluruh umat manusia.
 
Dan  lagi  bagaimana kita mencuci dosa kecil seperti memakan
apel oleh dosa yang amat besar membunuh orang  suci  seperti
Yesus.
 
Dosa  akan dihapus oleh perbuatan-perbuatan yang baik, bukan
oleh pembunuhan. Lebih lanjut, bagaimana kita dapat menerima
(memikirkan)  bahwa  Tuhan  Yang Terbijaksana, akan menuntut

darah dari pesuruhnya sebagai penilaian pemberianNya?

Tidak ada komentar: