Senin, 27 Oktober 2008

Perlu nabi-nabi

Perlu Nabi-Nabi

WILSON:
Mengapa manusia memerlukan atau perlu mempunyai seorang atau
pesuruh Tuhan? Manusia diberi kemampuan mental, sehingga dia
dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. Seseorang
dapat mengatakan bahwa ia tidak  memerlukan  pimpinan  untuk
mengatakan padanya apa yang dilakukan atau yang tidak.
 
Rata-rata   individu   dapat   berkelakuan  arif  (berbudi),
sehingga dia dapat  bergaul  dengan  yang  lain  dan  dengan
keluarganya  sendiri dengan jalan yang rasionil (masuk akal)
tanpa memerlukan hukum Ketuhanan.
 
CHIRRI:
 
Kenabian diperlukan dengan banyak alasan:
 
1). Diperlukan   memperingatkan   manusia   tentang   Tuhan.
Berdasarkan teori, manusia sanggup menarik kesimpulan adanya
pencipta melalui penyelidikannya atas ciptaan-ciptaan  Tuhan
di bumi.
 
Pendapat  manusia  sanggup  merenungkan hal yang abstrak dan
pengertian yang umum (Universal Ideas).  Akan  tetapi,  kita
pada umumnya dihalangi (dibebani) pemikiran. Sebab keinginan
biologis kita atau keperluan-keperluan manusia terbatas pada
bahan  yang ada di dunia. Bahan yang menarik dari dunia akan
memalingkan perhatian  kita.  Rata-rata  orang  tidak  mampu
menguraikan  maksud  dari  Pembuatnya. Juga tidak dapat kita
mengharap rata-rata  orang  untuk  memisahkan  dirinya  dari
zat-zat yang ada di dunia untuk memikirkan tentang Tuhan.
 
Selain  daripada  itu, susunan yang indah dalam alam semesta
berarti adanya  Pengatur,  Tuhan  Yang  Maha  Kuasa.  Tetapi
manusia  hanya  berminat kepada keindahan susunan alam, tapi
tidak memikirkan asal-usulnya.
 
Manusia telah terbiasa  dengan  melihat  terbitnya  matahari
dari timur dan tidak berfikir mengapa manusia gagal mengenal
Penciptanya. Pengakuan adanya Dia bukan hasil dari pemikiran
umum    tetapi    karena    ajaran-ajaran    dari   beberapa
individu-individu yang berhasil memimpin manusia.
 
2). Diperlukan pemimpin yang tak dapat dipersengketakan.
 
Manusia berbeda pendidikannya, kemampuannya, perasaannya dan
latar     belakangnya,    jadi    mereka    berbeda    dalam
pandangan-pandangan  mereka.  Banyak  hal-hal  penting  yang
berhubungan  dengan  tindakan manusia sangat bertentangan di
antara perorangan-perorangan  dan  kelompok-kelompok.  Etika
dan moral sering diperdebatkan.
 
Pembenaran  yang berdasarkan filsafat dapat diperoleh hampir
pada setiap pendapat.
 
Akal dan filsafat telah gagal mencari penyelesaian  terhadap
pertanyaan mengenai moral dan etika.
 
Jawaban-jawaban  yang  kita  cari  harus datang dan pimpinan
yang  tak  dapat  disangkal   lagi,   yang   mampu   membuat
individu-individu dan kelompok-kelompok tunduk.
 
3). Diperlukan pemujian Tuhan.
 
Meskipun   seorang   pemikir   dapat   mengakui   Tuhan  dan
KebesaranNya, dia biasanya melupakan pemujian-pemujian  yang
penting.  Bahkan  bila seseorang mengakui perlunya pemujian,
dia tidak mengetahui bagaimana cara melakukannya.
 
Beberapa  orang  berpendapat  pentingnya  mengorbankan   dan
membakar  binatang,  yang  lain  kegairahan memburu binatang
dengan nama Tuhan.
 
Ada yang mempercayai bahwa pertapa  (hidup  bertapa)  adalah
dicintai Tuhan.
 
Yang   lain   memuja  Tuhan  lewat  nyanyian  dan  permainan
alat-alat musik, yang lain  lagi  dengan  jalan  tunduk  dan
sujud ketika mereka sembahyang.
 
Bentuk  sembahyang  yang  dapat diterima harus sesuai dengan
kehendak  Tuhan,  bukan  keinginan  kita.   Dia   menentukan
kehendakNya untuk kita lakukan melalui pesuruh atau Nabi.
 
4).  Diperlukan untuk menahan hawa nafsu. Manusia yang tidak
terpimpin dan tidak terdidik, menyerupai binatang  di  dalam
naluri   atau  pembawaannya.  Akal  dirusak  untuk  melayani
pemusatan  kegairahannya  (nafsu)  kecuali   jika   diadakan
penahanan.  Filsafat  tidak berguna untuk menahan kegairahan
kita, sebab filsafat tersedia hanya sedikit, juga tidak  ada
keteguhan  di  dalam  filsafat  yang  mendorong  kita  untuk
mengontrol  nafsu  (kegairahan).  Beberapa  orang   mencapai
kesimpulan  bahwa  kita hanya mengejar kepuasan naluri. Kita
sekarang berjuang melawan ideologi yang  berpandangan  hidup
materialistis,  azas-azas  yang  tidak  dapat  menahan nafsu
untuk alasan-alasan moral. Moral etika  seluruhnya  terletak
pada  Tuhan.  Bila pesuruhNya menyampaikan kata~katanya, hal
itu  akan   menjadi   dasar   kebenaran   untuk   mengakhiri
perselisihan di dalam masalah- masalah ini.
 
5).   Diperlukan   untuk  memberitahukan  tentang  kehidupan
setelah  mati.  Untuk  seseorang  yang  mempercayai   Tuhan,
percaya  bahwa  hidupnya  akan  dilanjutkan  setelah mati di
dalam beberapa bentuk. Juga  mungkin  bahwa  akan  ada  hari
pertimbangan dimana manusia akan diberi hadiah atau dihukum.
 
Bila  ada kehidupan setelah mati yang demikian, manusia akan
mempersiapkan dirinya. Hanya  Tuhan  yang  dapat  mengetahui
tentang adanya hidup setelah mati.
 
Filsafat  tidak dapat menolong dalam hal ini, juga pemikiran
manusia tidak dapat menarik kesimpulan adanya hidup  setelah
mati  lewat  penyelidikan  atau  pengalaman  di dunia. Hanya
Tuhan yang memiliki ilmu tertentu  ini.  Dia  dapat  memberi

keterangan ini melalui pesuruhNya.

Jawaban-jawaban  untuk  pertanyaan-pertanyaan timbul di atas
terletak pada Tuhan. Dia dapat memberi ilmu  kepada  manusia
dengan  berbagai  cara yang Dia inginkan. Salahsatu cara ini
adalah mengirim seorang  Nabi  yang  dapat  menjawab  dengan
jelas  setiap pertanyaan-pertanyaan sebagai perantara antara
Tuhan dan manusia. Tugas Nabi dan Pesuruh itu adalah:
 
A. Mengajar manusia akan makna yang  sebenarnya  dari  alam
semesta.
 
Alam  semesta  adalah benar-benar tak terbatas dan penuh
dengan keajaiban-keajaiban, dan bila difikirkan benar-benar,
hal  itu  dapat  menunjukkan  kekuatan  dan kebenaran adanya
Pencipta. Perhatian manusia dapat ditarik  pada  tanda-tanda
alam      itu     melalui     ajaran-ajaran     Nabi     dan
perintah-perintahNya.
 
B. Untuk menetapkan moral  dan  patokan-patokan  etika  dan
tata  cara  sehingga  manusia  dapat  menyesuaikan  diri dan
menghindari hal-hal yang bertentangan dengan etika.
 
C. Untuk membuat kita menyembah Tuhan dan mengajarkan  pada
kita bagaimana melakukan pemujian-pemujian yang semestinya.
 
D. Untuk  memberitahu kita tentang tatacara yang diperlukan
untuk mengendalikan nafsu dan untuk mendorong cita-cita kita
mencapai kemurnian.
 
E. Untuk  memberitahukan  pada  kita  bahwa  ada  kehidupan
setelah mati.
 
WILSON:
 
Ajaran-ajaran yang sangat bagus ini belum  memenuhi  seluruh
maksud dalam memperdebatkan masalah-masalah etika dan moral
 
Perselisihan  masih  terdapat  pada cara menyembah Pencipta,
dan tentang adanya Dia,  dan  ada  atau  tidaknya  kehidupan
setelah mati.
 
CHIRRI:
 
Maksud-maksud  ini  telah terpenuhi dengan sangat memuaskan,
sejak   sebagian   besar   ummat   manusia    setuju    pada
masalah-masalah moral dan percaya adanya Pencipta dan adanya
Hari  Kemudian.  Dengan  kepercayaan   ini   manusia   dapat
membatasi nafsu dan dapat memperbaiki moral dunia.
 
Bila  Tuhan  menciptakan  dunia  lain  atau menetapkan untuk
menciptakan lain, Dia akan menjelaskan hal itu pada manusia,
sehingga  dengan  demikian kita dapat menjadi sadar akan hal
itu.  Bila  Pencipta  tidak  mengirimkan  pesuruhNya   untuk
menyampaikan pada manusia penjelasan ini, kita akan diampuni
bila kita mengabaikan hal itu, dan kita tidak akan mempunyai
kesempatan untuk menjadi lebih sempurna.
 
Lain  dari  pada  itu,  bila  Dia menciptakan dunia lain dan
tidak diperkenalkan pada kita, ciptaan itu  akan  samasekali
tak berguna.
 
WILSON:
 
Dari  kata  "Nabi"  kita  tahu  bahwa Nabi dimaksudkan untuk
berhubungan dengan Tuhan dan menerima kata-kataNya.
 
Cara-cara  pemberitahuan  kepada  manusia   adalah   melalui
jasmani,    baik    melalui    pendengaran    atau   membaca
tulisan-tulisan. Nabi adalah seorang manusia  seperti  kita.
Dia  dapat  mendengarkan suara dengan telinganya dan membaca
tulisan dengan matanya. Tetapi Tuhan tidak berbentuk (God is
not  physical).  Dia  tidak berbicara dengan suara, juga Dia
tidak menulis dengan tangan. Bagaimana  seorang  Nabi  dapat
berhubungan dengan Tuhan?
 
CHIRRI:
 
Seorang  Nabi  akan  berhubungan  dengan Tuhan melalui salah
satu cara-cara berikut ini:
 
(a) Dia akan menerima ilham kejiwaan (revelation  mentally).
Tuhan  akan  menunjukkan  padanya  secara  kejiwaan beberapa
kebenaran dengan menciptakan, lewat pemikirannya, ilmu  yang
jelas dari kebenaran itu.
 
(b) Tuhan akan menciptakan beberapa kata-kata yang terdengar
oleh Nabi lewat objek yang tidak  berbicara.  Ilham  pertama
yang   diterima  oleh  Musa  datang  dengan  cara  ini.  Dia
mendengar kata-kata Tuhan yang datang dari pohon.
 
(c) Seorang Nabi akan menerima suatu pesan yang  jelas  dari
Tuhan melalui malaikat pesuruh. Nabi Muhammad menerima Kitab
Suci Al-Qur'an melalui malaikat Jibril (Gabriel).
 
Kata Kitab Suci Al-Qur'an:
 
"Dan  tiada  seorang  manusiapun,  akan  dapat  berkata-kata
dengan  Allah,  melainkan dengan wahyu, atau di balik tabir,
atau diutusNya utusan, lalu dengan izinNya diwahyukanNya apa
yang   dikehendakiNyn   Sesungguhnya  Dia  Maha  Tinggi  dan
Bijaksana." 42:51.
 
Pencipta dapat berhubungan dengan  pesuruhNya  dalam  setiap
cara  yang  Dia kehendaki. Si penerima wahyu memiliki syarat
tertentu, di atas manusia biasa.
Dari Qur'an:
 
"Dan ketika Kami  menyediakan  tempat,  rumah  (suci)  untuk
Ibrahim, firman Kami: Bahwa janganlah engkau mempersekutukan
Aku dengan barang suatu apapun,  dan  sucikanlah  Rumah  Aku
untuk  orang-orang  yang  thawwaf  (berkeliling  Ka'bah) dan
orang-orang   yang   berdiri   [mengerjakan   ibadah]    dan
orang-orang yang rukuk dan sujud (dalam sembahyang).
 
Dan  permaklumkanlah  kepada  manusia  itu mengerjakan haji,
niscaya mereka akan datang  kepada  engkau  dengan  berjalan
kaki dan mengendarai onta: mereka datang dari segenap negeri
yang jauh.
 
Supaya mereka menyaksikan keuntungan-keunlungan buat mereka,
dan  mereka  menyebut  nama  Tuhan selama beberapa hari yang
ditentukan, karena Tuahan  telah  memberikan  kepada  mereka
binatang ternak; sebab itu makanlah sebagiannya dan sebagian
berikanlah kepada orang miskin yang sengsara." 22: 26-28.
 
Itu  adalah  tindakan  Ibrahim  yang   luar   biasa,   untuk
meninggalkan  anak  yang  pertamanya di padang pasir Arab di
mana tidak ada buah-buahan, air dan kota.
 
Tetapi  dia  mempunyai  dua  tujuan  untuk   mencapai,   dan
masing-masing cukup besar untuk membuat Ibrahim berkeinginan
menghancurkan  pengorbanan  yang  demikian  dan   berikhtiar
sekuat-kuatnya.
 
Yang pertama dari dua tujuan itu ialah;
 
Mendirikan  Rumah  Suci  dan  menyerahkan  untuk  mesjid itu
anaknya   sebagai   wali   yang   akan   menyembah    Tuhan,
menghantarkan  kebaktian  sesuai  dengan  Agama  Tuhan  yang
benar,   dan   mengajarkan   anak-anaknya   dan   masyarakat
prinsip-prinsip  yang  benar.  Oleh karena itu Ibrahim tidak
hanya  meluaskan   kepercayaannya,   tetapi   juga   membuat
kelangsungan dari kepercayaan itu lebih meyakinkan.
 
Ketidak-berhasilan  Ishak  di  dalam  tugas  keagamaan  ini,
kepercayaan akan dilanjutkan  melalui  anak-anak  Ismail  di
Arabia.
 
Dari Kitab Suci Al-Qur'an:
 
"Wahai  Tuhan  kami,  sesungguhnya  aku menempatkan sebagian
dari turunanku di lembah yang tiada mempunyai tanam-tanaman,
di dekat Rumah SuciMu.
 
Wahai   Tuhan   kami,   supaya   mereka   tetap  mengerjakan
sembahyang; sebab  itu,  jadikanlah  hati  manusia  tertarik
kepada   mereka,  dan  berilah  buah-buahan,  menjadi  rizki
mereka, mudah-mudahan mereka berterima.kasih." 14: 37.
 
Kita tidak mengetahui keluasan dari pertumbuhan  kepercayaan
lbrahim  di  tanah Arab. Sejarah tidak menerangkan pada kita
dengan jelas keadaan keagamaan di negara Arab selama periode
yang  panjang (lama), dari masa Ibrahim sampai akhir abad ke
lima tarikh Kristen.
 
Pada abad ke-enam kita temui sebagian besar orang-orang Arab
menyembah berhala, tetapi meskipun demikian, kita temui pada
waktu yang sama, beberapa  upacara-upacara  dan  pelaksanaan
yang dapat dihubungkan hanya dengan ajaran Ibrahim.
 
Ziarah   ke   Rumah  Suci  di  Mekkah  dan  Sunnat  (Chatan)
diselenggarakan dan dilakukan oleh seluruh  suku  Arab  yang
bukan     Kristen.     Sepanjang     upacara-upacara     dan
pelaksanaan-pelaksanaan ini, kita temui  sebagian  kecil  di
antara  orang-orang  Arab, percaya pada Tuhan, menyembahNya,
dan menolak menyembah patung.
 
Tujuan Ibrahim kedua adalah menyiapkan anak-anak Ismail  dan
bangsa  yang  disatukan,  untuk dijayakan masa depannya, dan
rakyat yang berbicara bahasa  Arab  akan  diperkenankan  dan
dihormati  dengan  hadirnya  Nabi terakhir di antara mereka,
bila mereka siap untuk  menerima  pesannya  yang  besar  dan
meluaskan kata-kata Tuhan ini ke seluruh dunia.
 
Dari Kitab Suci Al-Qur'an:
 
"Dan  ketika  Ibrahim  dan  Ismail  meninggikan  azas  rumah
(Baitullah) itu keduanya berkata: Tuhan kami Terimalah kami,
sesungguhnva Engkau Maha Mendengar dan Maha Tahu.
 
Tuhan  kami, jadikanlah kami berdua menjadi orang yang patuh
kepada Engkau, dan jadikanlah keturunan kami umat yang patuh
juga  kepada  Engkau,  dan  tunjukkanlah  kepada kami jalan,
serta ampunilah kami sesungguhnya Engkau Penerima Taubat dan
Penyayang.
 
Tuhan Kami! Utuslah untuk mereka seorang Rasul dari golongan
mereka,    yang    akan     membacakan     kepada     mereka
keterangan-keterangan  Engkau,  dan  mengajarkan  Kitab  dan
kebijaksanaan   kepada   mereka   dan   menyucikan   mereka,
sesungguhnya Engkau Maha Kuasa dan Bijaksana." 2: 127-129.
 
Permintaan  Nabi  Ibrahim itu dijawab, dan pada abad ketujuh
A.D. permintaan ini telah dijawab.
 
Nabi yang diharapkan telah tiba dengan suatu cara yang belum
pernah  didapati  sebelumnya dengan penunjukkan yang sanggup
mendukung       kebenaran,       melindungi        kebutuhan
kebebasan-kebebasan  dan  membuka jalan untuk azas-azas yang
baik.
 
Ini adalah cara menggunakan  akal  (logika)  sebagai  maksud
utama  untuk  meyakinkan dan menunjukkan kepada setiap orang
yang mengancam kebebasan-kebebasan yang suci itu.
 
Ya, di abad ke-tujuh dunia diberkati  dengan  hadirnya  Nabi
yang terakhir dengan seluruh umat, yaitu Nabi Muhammad, yang
timbul dari mereka, pusat negera Arab, untuk menerangi Timur

dan Barat.

Tidak ada komentar: