Senin, 27 Oktober 2008

Sejarah Kenabian

Sejarah Kenabian
 
WILSON:
 
Sejarah Agama yang  mempercayai  keesaan  Tuhan  menunjukkan
bahwa semua Nabi-nabi mereka berasal dari golongan Semit dan
bahwa sebagian besar dari mereka berasal dari  turunan  Nabi
Ibrahim,   kedua-duanya   dari  anak-anak  Ishak  atau  dari
anak-anak  Ismail.  Ini  dapat  dijelaskan   sebagai   suatu
keistimewaan    yang   mana   Israelites   dan   Ishmaelites
diistimewakan dari manusia-manusia yang lain. Tetapi hal ini
sangat  sukar  untuk  diterima  bahwa  Tuhan akan menjadikan
hanya dua kelompok masyarakat ini yang mendapat pesan. Tuhan
adalah  Tuhan  untuk  seluruh bangsa dan pesan-pesanNya akan
disampaikan  pada  bangsa  yang  lain.  Bila  sejarah  Agama
teliti,  harus ada beberapa alasan untuk memisahkan kenabian
pada dua kelompok masyarakat ini.
 
CHIRRI:
 
Sejarah  manusia  menunjukkan  pada  kita  bahwa  pengertian
manusia   pada  mula-mulanya  tidak  luas  dan  tak  sanggup
menciptakan cita-cita yang tinggi dan universil.
 
Di  dalam  menghormati  hubungan-hubungan  manusia,  manusia
perorangan  agaknya  memberi  hak  istimewa pada famili yang
lebih dekat dengan  cintanya  dan  sanak  saudaranya  dengan
persaudaraannya.  Semua  suku-  bangsa  yang  lain  dari dia
adalah asing atau orang yang bukan orang Yahudi.  Kebangsaan
dan  pengertian  kemanusiaan  jarang  mengambil  bagian pada
pemikirannya.
 
Akan tetapi, beberapa orang yang  telah  mendapat  anugerah,
hidup   diantara   rakyatnya  dan  sanggup  mengerti  secara
mendalam   dan   membatasi   nafsu   dan   siap    mengambil
pertanggungan jawab sebagai pimpinan dan pengajar.
 
Mengetahui  kesanggupan  mereka  yang  luar biasa kebanyakan
orang-orang yang  murah-hati  itu  membuktikan  pada  mereka
kebenaran   dan   memerintahkan  mereka  dengan  tugas  yang
terkeras, yaitu tuntutan peri kemanusiaan.
 
Individu-individu  ini  dipilih   atas   azas-azas/jasa-jasa
mereka sendiri, tidak atas dasar hubungan mereka pada bangsa
atau masyarakat.
 
Seperti yang diharapkan,  individu-individu  ini  dihadapkan
dengan  kesulitan-kesulitan  yang  tak dapat diatasi. Rakyat
tidak bersedia untuk mengikuti atau  menerima  ajaran-ajaran
mereka   dan   kebanyakan   dari  mereka  seperti  Nuh  yang
memperoleh  pengikut  yang  sangat  sedikit,  atau   seperti
Ibrahim  yang  hidup  sebagai  Nabi  tanpa  pengikut. Karena
masyarakat menolak  perubahan,  diduga  bahwa  seorang  Nabi
seperti  Ibrahim  telah  diperlukan  mencoba  untuk mencapai
kelancaran Agamanya melalui anak-anaknya, Ismail dan  Ishak,
yang setia mengikuti kepercayaan ayahnya dan menyampaikannya
pada anak-anak mereka.
 
Kelanjutan ajaran  Agama  yang  dikembangkan  secara  sempit
melalui   garis   kesukuan.  Abad-abad  telah  berlalu,  dan
kepercayaan tidak memperoleh pengikut, baik dan luar  maupun
turunan-turunan Ibrahim.
 
Maksud  yang  sangat  baik,  akan  tetapi  tidak  memperoleh
kepercayaan  dalam  suku  atau  bangsa.  Yang  Pengasih  dan
Penyayang merencanakan untuk mengembangkan kepercayaan untuk
seluruh dunia dan menunjukkan pada seluruh  manusia  tentang
kebenaran.  Yang  Maha  Kuasa  mengatur alam semesta melalui
kelaziman  dan  tujuan-tujuan  natural  yang   menyingkapkan
seluruh kejadian di alam sebagai sebab dan akibat.
 
Dia melindungi kepercayaan dan menjaga tetap hidup, meskipun
pada suatu perhatian, melalui masyarakat  yang  kecil,  yang
dianugerahi  oleh  warisan  kepcrcayaan  itu  dari ayah yang
suci.  Dia  menyebabkan  bahwa  kepercayaan   berkobar   dan
mengembang  bila  masyarakat  tumbuh  dan mempunyai kekuatan
yang  cukup  untuk  tugas   besar   perluasan   kepercayaan.
Masyarakat  kecil  itu  dimaksudkan  menumbuhkan melalui dua
arah, Ishmaelite dan Israelite.
 
Kedua-duanya dari mereka diberkati  dan  kedua-duanya  diuji
dan  diberi  tugas  besar untuk memelihara dan mengembangkan
kepercayaan, tetapi dua ujian itu tidak serempak.
 
Meskipun Ismail anak pertama Ibrahim dan memperoleh  warisan
kepercayaan  dan  anugerah  seperti  saudaranya Ishak, Tuhan
menunda  ujian  untuk  anak-anaknya  selama  beberapa  abad,
persiapan  mereka  untuk  waktu  lama  untuk  memenuhi tugas
turunan Ishak akan gagal.
 
Pertama-tama  Ishak,  Yang  Maha  Kuasa   Tuhan   mendirikan
perjanjian dengan dia. Dari Taurat:
 
"Maka  akan hal Ismail itupun telah Kululuskan permintaanmu,
bahwa sesungguhnya Aku telah memberkati dia  dan  membiakkan
dia dan memperbanyak dia, dan dua belas orang raja-raja akan
berpencar dari padanya dan  Aku  akan  menjadikan  dia  satu
bangsa yang besar.
 
Akan  tetapi perjanjianKu akan Kutetapkan dengan Ishak, yang
akan diperanakkan oleh Sarah bagimu pada masa yang tertentu,
tahun yang datang ini." Genesis Chapter 21.
WILSON:
 
Sesuai dengan keterangan anda, tujuan yang sangat baik tidak
memisahkan  kepercayaan  pada  satu  atau  dua   masyarakat-
masyarakat  atau  bangsa-bangsa  tetapi  untuk mengembangkan
kepercayaan yang benar ke seluruh dunia  dan  memperkenalkan
prinsip-prinsipnya   kepada   seluruh   bangsa-bangsa.   Ini
nampaknya   tidak   demikian.   Taurat    (Old    Testament)
berulang-ulang   mengatakan   Tuhannya   Israelites  memilih
bangsa. Ini menunjukkan  bahwa  Israelites  yang  diutamakan
dari berita-berita yang sangat baik itu.
 
CHIRRI:
 
Maksud Tuhan memberi Ishak agar anak-anak Israel memeluk dan
mengikuti dengan tulus perintah-perintah yang baik  itu  dan
memimpin bangsa-bangsa pada apa yang dikehendaki Tuhan.
 
Tetapi   Israelites   tidak   dapat   hidup   sesuai  dengan
pengharapan  ini.  Hanya  sebagian  kecil   yang   mengikuti
pengajaran  yang  baik  itu dan bahwa sebagian kecil itu tak
sanggup menciptakan kepercayaan itu secara umum.
 
Sebagai hasilnya, berturut-turut nabi dari Israil diperlukan
untuk  berbicara  pada  rakyatnya  sesuai  dengan  kemampuan
pengertiannya. Di bawah  keadaan  demikian  kepercayaan  itu
dinyatakan (dikhususkan) sebagai kesukuan atau bangsa: Tuhan
adalah  Tuhan  bagi  Israel,  dan  Israelite  adalah  rakyat
pilihanNya.   Nabi-nabi  telah  mencoba  membuat  masyarakat
Yahudi memeluk kepercayaan dengan tulus.  Seluruh  Nabi-nabi
Israel dihubungkan dengan masyarakat itu, dan tak seorangpun
dari bangsa-bangsa yang bukan bangsa Yahudi adalah  hubungan
utama  mereka. Bahkan Yesus, sesuai dengan Mathew, mempunyai
sikap yang sama:
 
"Maka Yesuspun  keluarlah  dari  sana,  serta  berangkat  ke
jajahan Tsur dan Sidon. Maka adalah seorang perempuan Kanani
datang dari jajahan  itu,  serta  berteriak,  katanya:  "Ya,
Tuhan,  ya  Anak  Daud, kasihanilah hamba, karena anak hamba
yang perempuan dirasuk setan terlalu sangat."
 
Tetapi sepatah  katapun  tiada  dijawab  oleh  Yesus  kepada
perempuan   itu.   Maka   datanglah  murid-muridNya  meminta
kepadaNya, serta  berkata.  "Suruhlah  perempuan  itu  pergi
karena ia berteriak-teriak di belakang kita."
 
Maka  jawab  Yesus,  katanya:  "Tiadalah Aku disuruh berbuat
kepada yang lain kecuali  hanya  kepada  segala  domba  yang
sesat dari antara bani Israel."
 
Maka  datanglah  perempuan itu sujud menyembah Dia, katanya:
"Ya, Tuhan, tolonglah hamba!"
 
Tetapi jawab Yesus, kataNya: "tiada patut diambil roti  dari
anak-anak,  lalu  mencampakkan  kepada anjing." Mathew fasal
15.
 
WILSON:
 
Bible   memberitakan   pada   kita   bahwa   Tuhan   meminta
(menganjurkan)  Ibrahim  agar mendengarkan Sarah, isterinya,
dan membuang Ismail di padang pasir Paran, dimana tidak  ada
makanan  juga  tidak  ada  air. Ini tidak hanya nampak tidak
adanya belas-kasih,  tetapi  juga  menunjukkan  bahwa  Tuhan
tidak    mempunyai   maksud   (tujuan)   pada   Ismail   dan
anak-anaknya.
 
CHIRRI:
 
Persiapan   Ishmaelites   telah   dinyatakan   sejak   Tuhan
menasehatkan    pesuruhNya    Ibrahim   untuk   mendengarkan
isterinya, Sarah, dengan mengirimkan Ismail dan ibunya Hagar
ke  padang pasir Paran. Pembaca buku Taurat diberi hak untuk
heran tentang kebijaksanaan  yang  demikian  yang  nampaknya
sangat kejam dan tak mempunyai belas-kasih. Tetapi bila kita
memikirkan dengan seksama  urutan  kejadian  yang  mengambil
bagian  dalam  sejarah ini, kita akan mengerti kebijaksanaan
ini.
 
Tugas mengembangkan Agama yang benar  adalah  tugas  merubah
karakter  perorangan  dan  merubah  kehidupan bangsa-bangsa.
Mula-mula timbulnya bentrokan pada tugas  ini  adalah  tidak
adanya  persetujuan  antara  pengajar dari ideologi baru ini
dan yang dicoba  dipengaruhi.  Percobaan  demikian  biasanya
menemui rintangan, dan tidak mengherankan bila rintangan ini
didahului dengan bentrokan-bentrokan.  Dalam  hal  demikian,
kebebasan  mempercayai,  menyebarkan  dan  melaksanakan yang
dikehendaki untuk berhasilnya tugas itu  akan  diancam,  dan
dapat  diamankan  dan dilindungi, di dalam daerah yang tidak
demokratis, hanya bila pertahanan  ideologi  yang  baru  ini
siap  sedia  menerima  tantangan  dan  menghadapi  kekerasan
dengan kekerasan. Misi-misi ini kemudian memerlukan dukungan
pimpinan  yang kuat, berani dan masyarakat yang patuh (taat)
yang siap sedia untuk membuat setiap pengorbanan yang  mahal
tanpa kebimbangan.
 
Dari seluruh bangsa-bangsa (Timur Tengah) bangsa Arab, untuk
berabad-abad      telah      unggul      dan       menguasai
penampilan-penampilan  yang  demikian.  Jazirah  Arab  tidak
dimasuki dan dilanggar dan ditakluki oleh kekuatan asing.
 
Perorangan  Arab  ini  suka  akan   kebebasan   yang   tidak
dihalang-halangi  oleh  pemerintah-pemerintahnya. Untuk ini,
dia menjadi percaya pada diri sendiri, siap sedia melindungi
dirinya   dan  kebebasannya  oleh  kekuatannya  sendiri  dan
mewujudkan keinginannya menjadi tindakan.
 
Suatu  bangsa  yang  terdiri  dari  individu-individu   yang
demikian  mampu  membawa  misi  yang  besar, dan bila diberi
pimpinan yang luar biasa akan dapat membuat keajaiban. Untuk
memberi  Agama Ibrahim kekuatan itu dan keberanian dan untuk
menyiapkan bangsa  itu  untuk  memiliki  keberuntungan  yang
besar, Yang Maha Kuasa menasehatkan pesuruhNya Ibrahim untuk
mendengarkan isterinya, Sarah,  dengan  mengirimkan  anaknya
Ismail  pergi  dan  dia  akan  tinggal di antara orang-orang
Arab. Melalui hubungannya dengan bangsa Arab ini,  keturunan
Ismail  menjadi  satu  dengan mereka dan menjadi bangsa yang
besar yang dikodratkan membawa misi  yang  besar  pada  masa
depan yang jauh.
 
"Maka  didengar  Allah  suara  budak  itu,  lalu  berserulah
Malaikat  Allah  dari  langit  kepada  Hagar,   hai   Hagar!
Janganlah  takut,  karena  Allah telah mendengar suara budak
itu dari tempatnya. Bangunlah engkan, angkatlah  budak  itu,
sokonglah dia, karena Aku hendak menjadikan dia suatu bangsa
yang  besar,  maka  dicelikan  Allah  mata  Hagar,  sehingga
terlihatlah  ia  suatu  mata  air,  lalu pergilah ia mengisi
kirbat itu dengan air, diberinya minum budak itu.
 
Maka Allah menyertai budak itu sehingga besarlah  dia,  lalu
iapun   duduk   di  padang  belantara  dan  menjadi  seorang
pemanah." Genesis, fasal 21.
 
Dengan menempatkan Ismail di  Jazirah  Arab,  Ibrahim  telah
menanamkan  benib-benih  kepercayaannya di tanah Arab. Untuk
membuat benih itu tumbuh dan melanjutkan kepercayaannya  dia
meletakkan dasar untuk masa mendatang dengan membangun Rumah
Suci Ka'bah, di antara  negara-negara  Arab  sebagai  tempat
suci  dari  Tuhan  yang  pertama  di  dunia.  Sebagai  Tuhan
meramalkan Ibrahim dan sebagai harapan  Ibrahim,  rumah  itu
menarik penduduk Arab dan menjadi tempat suci di daerah itu.
Di sekitar situ dibangun kota  suci  Mekkah  dan  sejak  itu
sejumlah besar penziarah yang mengunjungi Rumah Suci itu dan
penyembah Tuhan di bangunanNya.
Dari Qur'an:
 
"Dan ketika Kami  menyediakan  tempat,  rumah  (suci)  untuk
Ibrahim, firman Kami: Bahwa janganlah engkau mempersekutukan
Aku dengan barang suatu apapun,  dan  sucikanlah  Rumah  Aku
untuk  orang-orang  yang  thawwaf  (berkeliling  Ka'bah) dan
orang-orang   yang   berdiri   [mengerjakan   ibadah]    dan
orang-orang yang rukuk dan sujud (dalam sembahyang).
 
Dan  permaklumkanlah  kepada  manusia  itu mengerjakan haji,
niscaya mereka akan datang  kepada  engkau  dengan  berjalan
kaki dan mengendarai onta: mereka datang dari segenap negeri
yang jauh.
 
Supaya mereka menyaksikan keuntungan-keunlungan buat mereka,
dan  mereka  menyebut  nama  Tuhan selama beberapa hari yang
ditentukan, karena Tuahan  telah  memberikan  kepada  mereka
binatang ternak; sebab itu makanlah sebagiannya dan sebagian
berikanlah kepada orang miskin yang sengsara." 22: 26-28.
 
Itu  adalah  tindakan  Ibrahim  yang   luar   biasa,   untuk
meninggalkan  anak  yang  pertamanya di padang pasir Arab di
mana tidak ada buah-buahan, air dan kota.
 
Tetapi  dia  mempunyai  dua  tujuan  untuk   mencapai,   dan
masing-masing cukup besar untuk membuat Ibrahim berkeinginan
menghancurkan  pengorbanan  yang  demikian  dan   berikhtiar
sekuat-kuatnya.
 
Yang pertama dari dua tujuan itu ialah;
 
Mendirikan  Rumah  Suci  dan  menyerahkan  untuk  mesjid itu
anaknya   sebagai   wali   yang   akan   menyembah    Tuhan,
menghantarkan  kebaktian  sesuai  dengan  Agama  Tuhan  yang
benar,   dan   mengajarkan   anak-anaknya   dan   masyarakat
prinsip-prinsip  yang  benar.  Oleh karena itu Ibrahim tidak
hanya  meluaskan   kepercayaannya,   tetapi   juga   membuat
kelangsungan dari kepercayaan itu lebih meyakinkan.
 
Ketidak-berhasilan  Ishak  di  dalam  tugas  keagamaan  ini,
kepercayaan akan dilanjutkan  melalui  anak-anak  Ismail  di
Arabia.
 
Dari Kitab Suci Al-Qur'an:
 
"Wahai  Tuhan  kami,  sesungguhnya  aku menempatkan sebagian
dari turunanku di lembah yang tiada mempunyai tanam-tanaman,
di dekat Rumah SuciMu.
 
Wahai   Tuhan   kami,   supaya   mereka   tetap  mengerjakan
sembahyang; sebab  itu,  jadikanlah  hati  manusia  tertarik
kepada   mereka,  dan  berilah  buah-buahan,  menjadi  rizki
mereka, mudah-mudahan mereka berterima.kasih." 14: 37.
 
Kita tidak mengetahui keluasan dari pertumbuhan  kepercayaan
lbrahim  di  tanah Arab. Sejarah tidak menerangkan pada kita
dengan jelas keadaan keagamaan di negara Arab selama periode
yang  panjang (lama), dari masa Ibrahim sampai akhir abad ke
lima tarikh Kristen.
 
Pada abad ke-enam kita temui sebagian besar orang-orang Arab
menyembah berhala, tetapi meskipun demikian, kita temui pada
waktu yang sama, beberapa  upacara-upacara  dan  pelaksanaan
yang dapat dihubungkan hanya dengan ajaran Ibrahim.
 
Ziarah   ke   Rumah  Suci  di  Mekkah  dan  Sunnat  (Chatan)
diselenggarakan dan dilakukan oleh seluruh  suku  Arab  yang
bukan     Kristen.     Sepanjang     upacara-upacara     dan
pelaksanaan-pelaksanaan ini, kita temui  sebagian  kecil  di
antara  orang-orang  Arab, percaya pada Tuhan, menyembahNya,
dan menolak menyembah patung.
 
Tujuan Ibrahim kedua adalah menyiapkan anak-anak Ismail  dan
bangsa  yang  disatukan,  untuk dijayakan masa depannya, dan
rakyat yang berbicara bahasa  Arab  akan  diperkenankan  dan
dihormati  dengan  hadirnya  Nabi terakhir di antara mereka,
bila mereka siap untuk  menerima  pesannya  yang  besar  dan
meluaskan kata-kata Tuhan ini ke seluruh dunia.
 
Dari Kitab Suci Al-Qur'an:
 
"Dan  ketika  Ibrahim  dan  Ismail  meninggikan  azas  rumah
(Baitullah) itu keduanya berkata: Tuhan kami Terimalah kami,
sesungguhnva Engkau Maha Mendengar dan Maha Tahu.
 
Tuhan  kami, jadikanlah kami berdua menjadi orang yang patuh
kepada Engkau, dan jadikanlah keturunan kami umat yang patuh
juga  kepada  Engkau,  dan  tunjukkanlah  kepada kami jalan,
serta ampunilah kami sesungguhnya Engkau Penerima Taubat dan
Penyayang.
 
Tuhan Kami! Utuslah untuk mereka seorang Rasul dari golongan
mereka,    yang    akan     membacakan     kepada     mereka
keterangan-keterangan  Engkau,  dan  mengajarkan  Kitab  dan
kebijaksanaan   kepada   mereka   dan   menyucikan   mereka,
sesungguhnya Engkau Maha Kuasa dan Bijaksana." 2: 127-129.
 
Permintaan  Nabi  Ibrahim itu dijawab, dan pada abad ketujuh
A.D. permintaan ini telah dijawab.
 
Nabi yang diharapkan telah tiba dengan suatu cara yang belum
pernah  didapati  sebelumnya dengan penunjukkan yang sanggup
mendukung       kebenaran,       melindungi        kebutuhan
kebebasan-kebebasan  dan  membuka jalan untuk azas-azas yang
baik.
 
Ini adalah cara menggunakan  akal  (logika)  sebagai  maksud
utama  untuk  meyakinkan dan menunjukkan kepada setiap orang
yang mengancam kebebasan-kebebasan yang suci itu.
 
Ya, di abad ke-tujuh dunia diberkati  dengan  hadirnya  Nabi
yang terakhir dengan seluruh umat, yaitu Nabi Muhammad, yang
timbul dari mereka, pusat negera Arab, untuk menerangi Timur
dan Barat.

Tidak ada komentar: